Bisnis.com, BALIKPAPAN--PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah melakukan tajak pengeboran sumur di Lapangan Tunu, Wilayah Kerja Mahakam, pada 16 Juli silam.
Waktu pengeboran diperkirakan membutuhkan waktu selama 13 hari. Pengeboran dilakukan dengan biaya dari PHM, namun masih dieksekusi oleh Total E&P Indonesie.
Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam mengatakan pengeboran sumur ini bertujuan untuk menjaga produksi agar tak menurun tajam saat pengelolaan Blok Mahakam ditangani Pertamina mulai tahun depan.
"Kami dan TEPI sepakat untuk transisi. Jadi pengeboran ini dilakukan agar nanti saat pengelolaan berpindah ke Pertamina, sumurnya bisa langsung diproduksi," ujarnya, belum lama ini.
Oleh karena itu, Pertamina berencana mengebor 14-15 sumur sepanjang tahun ini. Adapun lapangan sasaran antara lain adalah Tunu, Handil (CPA), dan Tambora.
Syamsu mengatakan pihaknya ingin memastikan kondisi sumur-sumur dalam keadaan baik secara teknis. Hal ini merupakan bentuk komitmen perseroan untuk menjaga tingkat produksi Blok Mahakam.
Baca Juga
Saat ini, volume produksi tahunan gas bumi di wilayah kerja tersebut mencapai 1.635 juta kaki kubik per hari (Million standard cubic feet per day/MMscfd) dan produksi minyak mencapai 63.000 barel per hari (Bph).
Untuk membiayai kegiatan pengeboran sepanjang tahun ini, perseroan mengalokasikan investasi sebesar USD$160 juta. Namun, Syamsu mengatakan realisasi biaya terpakai nantinya bisa lebih rendah dari perkiraan awal.
"Karena ada beberapa terobosan yang dilakukan, jadi kegiatan pengeboran lebih efisien. Jadi efisiensinya bukan karena sengaja ngirit, tapi sebagai hasil dari keberhasilan terobosan itu," tutupnya.