Bisnis.com, Balikpapan – Proyek perluasan kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan yang akan diluncurkan awal tahun ini rupanya membuat para pebisnis lokal harap-harap cemas.
Sejauh persiapan groundbreaking dilakukan, belum ada satupun perusahaan daerah yang diberi kesempatan untuk bisa bersaing menjadi kontraktor dalam mega proyek berdurasi dua tahun senilai USD 5 miliar atau sekitar Rp 65 triliun itu.
“Belum ada satupun perusahaan daerah yang dilibatkan dalam proyek itu,” jelas Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan Yasser Arafat saat bincang ringan dengan Bisnis.com Minggu (3/12) malam. Ia tampak pesimis jika megaproyek tersebut akan mampu menyerap para pengusaha dan para pekerja lokal seperti digaungkan pemerintah pusat sebelumnya.
“Mungkin saja perusahaan nasional, atau perusahaan lain di luar Balikpapan yang akan menggarapnya sepenuhnya, kita hanya jadi penonton atau paling-paling subkontraktor,” sambungnya. Yasser menilai dengan peran yang minim, tentu sulit bagi sebuah perusahaan menghasilkan efek yang signifikan terhadap daerah.
Yaser memberi gambaran, jika 5 persen saja dari nilai proyek tersebut melibatkan perusahaan lokal sebagai kontraktor, dampaknya sudah bisa terasa. Artinya, dari Rp 60 triliun, ada peluang Rp 3 triliun dapat berputar di dalam daerah.
Namun demikian, dengan waktu yang ada, kata Yasser, segala upaya akan ditempuh guna memperjuangkan nasib para pebisnis dan pekerja lokal yang ingin berkontribusi positif dalam pembangunan kilang berkapasitas 360 ribu barel itu.
Hearing ataupun rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI yang membidangi bidang energi sumber daya mineral masuk dalam agenda terdekat Kadin Balikpapan. “Saya sudah komunikasi ini dengan Pak Ihwan Datu Adam (anggota DPR RI dapil Kaltim), dan beliau akan menyambut baik kedatangan kami,” ujar Yasser.
“Rencananya kami akan melakukan hearing ke pusat dalam waktu dekat ini, karena waktunya sudah sangat mepet,” sambung pimpinan Anugrah Group ini.
Yasser memandang, kompetensi yang dimiliki para pengusaha dan pekerja lokal tak kalah bersaing dengan yang berasal dari luar daerah. Menurutnya, jika tak siap secara SDM ataupun perusahaan, tentu pihaknya akan sadar diri untuk tak ambil bagian dalam proyek diperkirakan akan menyerap sekira 25 ribu lebih tenaga kerja itu.
Kadin Balikpapan, sebut dia, aktif mengundang partisipasi 50 pengusaha dalam berbagai program peningkatan kompetensi, salah satunya melalui gathering. “Sehingga pada waktunya RDMP berjalan, kita sudah siap untuk berpartisipasi. Kan sayang, semisal jika harus mendatangkan 1.000 welder dari luar Balikpapan,” tukasnya.