Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Restorasi Gambut dan Pemprov Kalimantan Barat telah merestorasi atau melakukan pembasahan 42.755 hektare lahan gambut yang rusak.
Deputi Bidang Perencanaan dan Kerjasama BRG Budi Wardhana mengatakan, upaya restorasi aktif melalui kegiatan pembasahan kembali, revegetasi, revitalisasi sosial ekonomi masyarakat dan program desa peduli gambut.
"Sekarang luas kebakaran gambut di areal target restorasi gambut BRG berkurang dari 26.664 hektare pada 2015 menjadi 2.599 hektare pada 2019," kata Budi dari siaran pers diterima Bisnis, Sabtu (23/3/2019).
Budi mengatakan, Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG) dibangun BRG bersama mitra berhasil menurunkan titik panas secara signifikan di wilayah sekitar PIPG.
Menurutnya, apabila berada pada radius 0-1 kilometer dari PIPG maka rerata hanya ada 2,4% hotpost dan semakin jauh dari PIPG hotspot bertambah. "Misalnya, pada jarak 1-2 kilometer ditemukan 5,6% hotspot dan pada jarak lebih dari 2 kilometer ada 92% hotspot," ujarnya.
Pihaknya bersama Pemprov Kalbar bersama Pemda setelah telah membangun 326 unit sumur bor dan 479 unit sekat kala sejak 2016.
Untuk memantau kinerja intervensi PIPG yang telah dibangun, BRG bersama mitra mengembangkan teknologi pemantauan tinggi muka air (TMA) di lahan gambut secara seketika atau realtime melalui sistem pemantauan air lahan gambut.
Hingga saat ini ada 12 unit alat pemantau TMA dengan fungsi alat ini adalah merekam parameter tinggi muka air, kelembapan tanah dan curah hujan per 10 menit dan akan mengirimkan datanya setiap hari ke server.