Bisnis.com, BALIKPAPAN—Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor memaparkan dari sisi kondisi fisik topografi gunung , rencana lokasi ibu kota negara datar dan berbukit, tidak adanya gunung api , serta ketersediaan air bersih dari sungai-sungai besar, dan tidak jauh dari pantai.
Dia melanjutkan lokasi itu juga akan berada diantara 2 kota maju (Samarinda dan Balikpapan) sehingga aksesibilitasnya mudah karena diapit oleh dua bandara yakni APT Pranoto dan Sepinggan.
“Dari sisi infrastruktur pendukung ada jalan tol dan pelabuhan dengan dukungan surplus listrik 250 MW dan berdekatan dengan kawasan industri yang sudah eksisting,” jelasnya dalam paparan dikutip Kamis (21/8/2019).
Isran juga mengklaim sebagian besar wilayah yang ada di sekitar rencana ibu kota telah dibebani perizinan baik dari sektor kehutanan pertambangan dan perkebunan.
“Khusus untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang maish berlaku, Kami menjamin iup yang berada di areal ibu kota tidak akan diperpanjang masa berlakunya,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam meminimalkan konflik sosial budaya, pemda bersama aparat akan melakukan sosialisasi pemindahan ibu kota kepada para tokoh, tetua adat serta masyarakat lokal. Pihaknya telah menjalin kesepakatan bersama dan dukungan dari kepala daerah di 10 kabupaten kota.
Selain itu juga, menjaga status kawasan yang terdampak pemindahan ibu kota dalam upaya meminimalkan konflik akibat status lahan.
Berdasarkan kajian pemprov, penyebab utama kebakaran hutan di Kaltim adalah anomali cuaca dan aktivitas manusia. Memang ada potensi kebakaran dari singkapan batubara tetapi bukan penyebab kebakaran hutan dan lahan.
Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan revitalisasi revegetasi kawasan hutan di lokasi ibu kota. Pemda akan membantu penyediaan lahan lestari.
Isran juga mengharapkan dengan penetapan Kaltim sebagai ibu kota baru akan menjelma menjadi ibu kota modern melalui konsep smart city dan forest city.