Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepaku & Semboja Titik Koordinat Ibu Kota Baru

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas merencanakan koordinat lokasi pembangunan ibu kota baru berada di Sepaku dan Semboja.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) memaparkan rencana pemindahan ibu kota dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (6/5/2019)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) memaparkan rencana pemindahan ibu kota dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (6/5/2019)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas merencanakan koordinat lokasi pembangunan ibu kota baru berada di Kecamatan Sepaku (Kabupaten Penajam Paser Utara) dan Semboja (Kab. Kutai Kartanegara), Kalimantan Timur.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasiona/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan lahan yang dicadangkan di dua lokasi tersebut seluas 180.000 ha dan untuk pembangunan pertama seluas 40.000 ha.

“Koordinatnya sudah ada, sudah ada petanya, Kira-kira Kecamatan Sepaku dan Semboja. Di dua lokasi itu,” ujarnya di Jakarta pada Sabtu (31/8/2019).

Bambang pun menegaskan bahwa saat ini yang dipindahkan ke Kaltim terkait dengan pusat pemerintahan. Selama ini Jakarta sebagai ibu kota menanggung beban yang berat. Tak hanya soal kepadatan penduduk, tetapi juga sebagian besar kegiatan di Indonesia berpusat di Jakarta

"Jakarta jadi sangat padat akibat apa, beban demikian konsentrasi karena sebagai pusat segalanya. Pusat perdagangan 20 persen di Jakarta, keuangan hampir separuh kegiatan keuangan Indonesia ada di Jakarta. Jasa perusahaan hampir 70 persen basisnya di Jakarta, pemerintahan hampir 50 persen, jasa pendidikan 72 persen," paparnya.

Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta memiliki 10,3 juta penduduk. Sementara jika ditambah sebagai wilayah Metropolitan Jabodetabek dan Punjur (Puncak Cianjur) penduduknya hampir 33 juta orang.

“Ini bukan salahnya Jakarta, bukan salah Gubernur. Jakarta jadi seperti ini karena beban yang luar biasa dan konsentrasi yang luar biasa," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper