Bisnis.com, BALIKPAPAN — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) migas memacu eksplorasi di wilayah perbatasan Kalimantan dalam mempercepat BBM satu harga.
Wakil Ketua SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentunya harus mencari lokasi baru, salah satunya potensi yang ada di perbatasan.
"Apalagi, dengan strategi itu, kalau produksi dilakukan di sekitar perbatasan, hal tersebut juga bisa memenuhi kebutuhan BBM di kawasan itu sekaligus mendukung BBM satu harga," katanya, Senin (30/9/2019).
Dia menuturkan saat ini di Kalimantan, sudah ada beberapa pengerjaan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) di wilayah Kalimantan Utara. Secara keseluruhan, potensi migas di perbatasan cukup banyak dari Sabang sampai Marauke.
"Di Natuna, potensi ada, dan Kaltara, Nunukan, wilayah perbatasan juga ada potensi. Kemudian, kami sedang melihat potensi migas di Papua Barat. Di sana ada potensi, dan kami sedang melihat,”ungkapnya.
Direktur Eksplorasi PHE Abdul Mutalib Masdar mengatakan saat ini PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengupayakan secara optimal pemburuan cadangan migas yang ada di Kalimantan Utara, utamanya di Basin Tarakan.
Baca Juga
Pihaknya melihat potensi migas di wilayah tersebut akan bisa dioptimalkan dengan kerja keras dan teknologi baru.
"Potensi yang ada di Tarakan Basin yakni lebih dari dua miliar setara minyak (BBOE), sebagian dari potensi ini dimiliki oleh PHE dengan memegang operatorship di empat Wilayah Kerja (WK), yaitu Nunukan, Simenggaris, Maratua, dan East Ambalat,"jelasnya.
Pihaknya telah menemukan cadangan migas melalui pengeboran Sumur Parang-1 di Blok Nunukan. Potensi cadangan blok ini diperkirakan mencapai 221 juta barel setara minyak, yang merupakan salah satu dari 10 penemuan migas terbesar di dunia.
Namun potensi cadangan migas besar tidak serta merta membuat pengembangan blok ini dapat dilakukan dengan mudah. Pasalnya, ada tantangan lain dalam pengembangan lapangan migas, utamanya dengan mayoritas produksinya adalah gas.
Pihaknya harus menciptakan pasar yang bisa menyerap gas tersebut. Meski demikian, pengembangan area ini dinilainya penting bagi Indonesia.
"Lokasinya berada di area perbatasan Indonesia dan Malaysia, sehingga bila Pertamina berhasil mengeksplorasi area ini tentu memperkuat otoritas politik Indonesia," ujar dia.
Di sisi lain, pengembangan wilayah luas 68.000 km ini juga diharapkan bisa mendorong multiplier effect positif bagi perekonomian.
Adapun SKK Migas memperkirakan kebutuhan minyak atau bahan bakar berminyak dalam negeri ini sangat tinggi. Di Indonesia, konsumsi minyak mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari. Sedangkan maksimal produksi maksimal hanya sampai 700.000-800.000 barel per hari. Maksimal hanya sampai 1 juta barel per hari.
“Itu pun, posisi saat ini produksi sedang turun. Makanya masih perlu impor yang tinggi," jelasnya.
Sementara untuk program BBM satu harga, Kalimantan memperoleh penugasan sebanyak 35 titik SPBU sebagai target dari 2017-2019. Khususnya untuk tahun di pulau Borneo terdapat 8 titik dan tinggal satu titik lagi yang dalam waktu dekat akan beroperasi, yakni di Delang, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Apabila dilihat dari penyebarannya, SPBU 3T BBM 1 Harga di Kalimantan yaitu sebanyak 6 titik di Kalimantan Timur, 8 titik di Kalimantan Utara, 2 titik di Kalimantan Selatan, 10 titik di Kalimantan Tengah, dan 9 titik di Kalimantan Barat.