Bisnis.com, BALIKPAPAN—Pemerintah menegaskan bahwa program penyaluran BBM satu harga di wilayah Kalimantan tidak akan menambah beban pada porsi kuota BBM bersubsidi yang saat ini makin terbatas.
Mengingat saat ini BPH Migas memang tengah mengendalikan kuota BBM bersubsidi supaya tidak jebol hingga Oktober akibat melonjaknya tingkat konsumsi BBM bersubsidi.
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman mengatakan pada dasarnya pembatasan kuota BBM bersubsidi juga dilakukan untuk menjaga kestabilan harga. Namun, besaran kuota BBM bersubsidi sudah diperhitungkan untuk mencukupi kebutuhan tetapi persoalannya di lapangan banyak pihak yang menimbun dan memanfaatkannya bukan pada tempatnya.
Baca Juga
Berdasarkan perhitungannya, kebutuhan BBM secara nasional saat ini per harinya mencapai 1,5 juta barel, dari dalam negri sebanyak 800.000 barel per hari ditambah dengan minyak yang sudah diolah dari luar negri ke dalam negri.
“Program BBM satu harga tidak [membebani].Kuota itu kan bergantung dan disesuaikan pada kebutuhannya. Kuota tidak pernah berkurang, tetapi terutama solar karena di daerah memang banyak solar digunakan untuk kepentingan lain. Hal ini yang memang perlu dicermati dan membutuhkan kerja sama pemda dan aparat kemanan di sana,”jelasnya Rabu (25/9/2019) usai peresmian BBM satu harga.
Fatar pun meyakini kedepannya besaran kuota tak lagi menjadi persoalan dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Pergeseran masyarakat dalam pemanfaatan EBT secara perlahan akan mengurangi tingkat konsumsi dan ketergantungan terhadap energi fosil (BBM).