Bisnis.com, BANJARMASIN – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin menyebutkan, kadar garam air sungai Martapura di wilayah Banjarmasin masih sangat tinggi, bahkan mencapai 5.000 miligram perliternya.
Menurut Kepala Humas PDAM Bandarmasih Abdul Wahid di Banjarmasin, Selasa (8/10/2019), dengan kader mencapai 5.000 miligram perliternya itu, tidak mungkin bisa diolah menjadi air bersih siap konsumsi masyarakat.
"Karena kalau diolah itu berbahaya bagi kesehatan, demikian juga bagi peralatan PDAM," tuturnya.
Oleh karena, kata dia, standar air baku yang bisa diolah untuk menjadi air bersih itu hanya mencapai maksimal 250 miligram perliternya, ini sudah berpuluh kali lipat tingginya.
Akibat air laut sudah memasuki terlalu jauh ke sungai Martapura Banjarmasin ini, sehingga satu intek pengambilan air baku harus stop beroperasi, yakni, intek di daerah Sungai Bilu.
"Sudah hampir sebulan ini stop total intek di sana, padahal dayanya itu 500 liter perdetiknya," papar Wahid.
Baca Juga
Dengan terhentinya pengambilan air baku di intek Sungai Bilu itu, PDAM hanya bertumpu pada intek di Sungai Tabuk, daerah Kabupaten Banjar.
"Padahal intek sungai Tabuk itu hanya untuk melayani pengolahan untuk dua kecamatan, tapi karena masalah ini, jadi dibagi-bagi, karenanya daya distribusi ke pelanggan sangat berkurang," tutur Wahid.
Menurut dia, adanya hujan beberapa kali di Banjarmasin belum bisa menolong untuk mengurangi kadar air sungai Martapura, karena yang terpenting itu adanya hujan di daerah hulu sungainya.
"Kalau hujan terus terjadi di daerah hulu, maka akan bisa mendorong air laut yang masuk ke sungai ini," terangnya.
Karena kondisi alami demikian, pihaknya mengharapkan para pelanggan khususnya di Banjarmasin yang mencapai 170 ribu rumah tangga tersebut bisa berdoa agar musim kemarau ini cepat berlalu.
"Kita juga anjurkan agar masyarakat berhemat dalam pemakaian air," katanya.