Bisnis.com, BALIKPAPAN—Kalimantan Timur masih mengandalkan dukungan utama kelistrikan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Balikpapan berkapasitas 2x110 Mega Watt.
GM PT Pembangkit Jawa Bali UBJOM Kaltim Teluk Maryono mengatakan, pembangkit tersebut masih menjadi pembangkit dengan kapasitas terbesar untuk melistriki Bumi Etam.
Dia menyebutkan kendati penggunaan batubara telah dengan peralihan menuju energi baru terbarukan, tetapi konsumsi batu bara untuk operasional pembangkit sudah menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Menurutnya konsumsi listrik Kaltim mencapai 120 ton batu bara/ jam-nya.
“Pembangkit itu bahkan masih yang terbesar se –Kalimantan. Itu juga sudah mencukupi Balikpapan,” jelasnya Senin (14/10/2019).
Selain itu, lanjut dia, hingga kini sistem kelistrikan Kaltim telah interkoneksi dengan Kalimantan Selatan sehingga pihaknya bisa mengalihkan surplus Kaltim ke wilayah Kalsel dengan prinsip keseimbangan.
Baca Juga
Selain PLTGU, dalam rancangan anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara kedepannya juga segera merealisasikan pembangunan PLTS terapung Cirata dan tengah melakukan uji coba pembangkit dari biomassa.
Dia melanjutkan saat ini pihaknya juga tengah dihadapi tantangan pengelolaan aset pembangkit listrik. Saat ini pembangkit mudah terpapar resiko listrik tegangan ting, panas, serta tekanan tinggi. Pihaknya harus menjalin sinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah supaya lebih cepat tanggap darurat terhadap aset milik pemerintah.
Berdasarkan data PLN, saat ini dari total sistem Kalimantan, daya mampu mencapai 2.052 MW. Beban puncak 1.446,5 MW dan cadangan daya yang masih belum terpakai sebesar 605,5 MW.
BUMN kelistrikan itu akan mendorong segmen industri harus didorong karena penggunanya besar dan melayani kebutuhan masyarakat banyak. PLN harus melayani sektor tersebut supaya mereka tidak membangun pembangkit sendiri yang justru menelan investasi lebih besar.
Saat ini penjualan tenaga listrik di Kalimantan meningkat 9,16%, atau bertambah 115.000 pelanggan. Secara total pelanggan di Kalimantan sebesar 4,1 juta pelanggan dengan total listrik tersalurkan 5,1 juta MWh.
Sementara itu, dari roadmap pembangunan pembangkit, dari 2019 hingga 2028, pulau Borneo akan memperoleh tambahan kapasitas pembangkit sebesar 4.324,9 Mega Watt (MW).
Kemudian, rasio elektrifikasi di Kalimantan sebesar 92%. Dengan demikian asih ada 8% yang belum dialiri. Itu menjadi fokus PLN juga. Dibagi per provinsi, Kaltim sudah 99,9% dengan pori paling kecil di Kalteng yakni 94%.