Bisnis.com, BALIKPAPAN – Pemerintah provinsi Jawa Timur bersama dengan pelaku usaha industri baja dan konstruksi akan meningkatkan performa kerja sema perdagangan denga Kalimantan Timur dengan target mencapai Rp500 miliar.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan sebagian besar pelaku usaha industri baja dan konstruksi tertarik masuk ke bumi etam untuk mengantisipasi pembangunan ibu kota yang akan membutuhkan material sangat besar.
Ditetapkannya Kaltim sebagai ibu kota negara akan memerlukan kebutuhan logistik maupun bidang penunjang infrastruktur.
Khofifah menyebutkan dalam misi dagang ini setidaknya ada 30 pelaku usaha asal Jatim dan 108 pedagang dari Kaltim. Komoditi yang ditawarkan pelaku usaha berbagai macam dari sektor pertanian hingga konstruksi.
Selama ini, produk yang diminati pelaku usaha Kaltim adalah daging sapi, daging ayam, telur, jagung, beras, bawang merah, cabai dan juga alat-alat pertanian.
“Targetnya kali ini, transaksi yang tercapai antara pelaku usaha Jawa Timur dan pelaku usaha Kalimantan Timur kali ini bisa lebih dari Rp 500 miliar. Kami ingin membangun komunikasi lebih awal dengan Kaltim karena melihat kebutuhan logistik dan komoditas akan meningkat sebagai dampak logis pembangunan IKN,"jelasnya Rabu (4/12/2019).
Target ini lebih rendah dibandingkan pada 2017 yang menghasilkan transaksi senilai Rp651 miliar. Sementara pada 2016 dengan Misi Dagang yang sama mencapai Rp361,7 miliar.
Misi dagang di Kaltim merupakan kegiatan yang keenam setelah road show ke berbagai provinsi, seperti Sulawesi Selatan dengan total nilai transaksi Rp268,8 miliar.
Kemudian di Tangerang, Banten dengan total nilai transaksi senilai Rp708,8 Milyar.
Sebelumnya Nusa Tenggara Barat dengan nilai transaksi Rp603 miliar, dilanjutkan dengan Misi Dagang Antar Daerah di Surabaya dengan total nilai transaksi Rp658 miliar.
Secara keseluruhan, total nilai transaksi Misi Dagang Provinsi Jawa Timur di sejumlah daerah tersebut selama tahun 2019 menembus angka Rp 2,24 triliun.
Kabid Perdagangan Disperindagkop Kalimantan Timur, Heni Purwaningsih mengharapkan melalui misi dagang ini transaksi perdagangan Kaltim bisa meningkat lebih besar.
Tahun lalu, nilai transaksi yang dihimpun Jatim ke Kaltim menyentuh Rp54 triliun sedangkan nilai transaksi Kaltim ke Jatim justru senilai Rp40 triliun.