Bisnis.com, BALIKPAPAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur mendatangi PT Kaltim Kariangau Terminal. Mereka sedang menulusuri laporan keuangan Perusahaan Daerah Melati Bhakti Satya. Kaltim Kariangau adalah salah satu anak usahanya.
Wakil Ketua Komisi II, Baharuddin Demmu mengatakan bahwa penelusuran dilakukan karena kontribusi Perusahaan Daerah Melati Bhakti Satya (Perusda MBS) aneh. Menurutnya, pendapatan asli daerah (PAD) dari perusahaan sangat kecil.
"Yang jadi pertanyaan, kontribusi MBS ke PAD antara Rp3-Rp4 miliar. Sementara aset yang dia punya sekitar Rp1,2 triliun," katanya usai pemantau Kaltim Kariangau Terminal (KKT), Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (16/1/2020).
Itu berarti persentase kontribusi MBS kurang dari 5 persen. Baharuddin menjelaskan bahwa dewan ingin mengevaluasi kinerja perusahaan.
Apabila ada anak-anak usaha MBS yang tidak memberikan kontribusi, legislatif akan memberikan rekomendasi. Hasilnya bisa agar dihentikan, pembenahan, atau lanjutkan.
"Jangan sampai yang sehat cuma KKT. Yang lainnya harus ditolong. Karena kalau diliat aktivitasnya, KKT luar biasa. Kontribusinya besar," jelasnya.
Berdasarkan sejarah singkat dari situsnya, Perusda MBS pertama kali berdiri pada tahun 1996. Pemerintah Daerah Kalimantan Timur memberikan penyertaan modal sebesar Rp5 miliar dalam bentuk uang tunai.
Pada 2004 MBS menjalankan usaha di bidang transportasi, wisata, dan jasa umum dengan modal dasar perusahaan sebesar Rp32,5 miliar. Seluruhnya berasal dari modal pemerintah. Kemudian pada 2008 modal naik menjadi Rp3 triliun.