Bisnis.com, BALIKPAPAN –- Pelaku usaha industri perhotelan dan restoran memerlukan dukungan pemerintah sambil terus berinovasi agar dapat bertahan dari pukulan telak akibat pandemi Covid-19.
Ketua PHRI Kota Balikpapan Sahmal Ruhip menyatakan bisnis hotel dan restoran tengah berjuang sangat keras dengan masing-masing usaha yang dilakukan, meskipun beberapa hotel di Kota Balikpapan akhirnya memilih untuk menutup usahanya.
“Ada 17 hotel yang tutup, yang lain berinovasi dengan menjadi tempat isolasi mandiri dan karantina,” ujarnya dalam Focus Group Discussion Inovasi Pelaku Usaha Perhotelan di Balikpapan Pada Masa Pandemi secara virtual, Kamis (12/8/2021).
Sahmal memaparkan beberapa inovasi yang dilakukan para pelaku usaha perhotelan Kota Balikpapan di tengah pandemi diantaranya yaitu dengan menawarkan berbagai paket staycation, sehingga masyarakat bisa bekerja sambil berlibur.
“Ada juga hotel yang membuka jasa catering atau selama pandemi,” paparnya.
Kemudian, mengikuti tawaran pemerintah untuk menjadikan hotel sebagai fasilitas karantina mandiri atau biasa disebut dengan karantina sehat maupun isolasi mandiri.
“Di Balikpapan sendiri dari data Dinkes Balikpapan yang terdaftar ada kurang lebih 25 hotel yang menerima karantina, namun saya meyakini ada lebih dari itu,” kata Sahmal.
Selain itu, PHRI menjalin kerja sama dengan pemerintah untuk mendapatkan masukan-masukan yang kredibel, sehingga membentuk keputusan yang harmonis dan saling menguntungkan.
“Saya sangat menghargai wacana pemerintah mengenai dana hibah episode 2 yang baru-baru ini berhembus, dan saya juga sangat berharap semoga wacana tersebut dapat berjalan dengan baik, cepat, transparan dan tentunya merata,” terangnya.
Selanjutnya, dia mengungkapkan bahwa pihaknya sangat berharap dukungan stimulus dari pemerintah untuk meringankan pajak yang ditanggung, dan bukan hanya sekadar penundaan pembayaran pajak.
“Jauh lebih tertolong dengan adanya stimulus [jika diberikan saat ini],” ungkapnya.
Di sisi lain, dalam menunjang inovasi-inovasi tersebut, PHRI Balikpapan juga terus menggenjot program vaksinasi, dimana sebanyak 1.100 karyawan dari kurang lebih 1.800 yang terdaftar sebagai anggota PHRI Kota Balikpapan telah melaksanakan vaksin.
“Saat ini berjumlah 1.100 atau sekitar 62 persen dari anggota PHRI yang terdaftar, sisanya masih menunggu antrian. Padahal kita ini juga bisa disebut sebagai garda depan juga, kita langsung berhadapan dengan tamu, apalagi hotel hotel yang menyediakan tempat karantina, sangat beresiko sekali,” jelasnya .
Adapun, dia menuturkan vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu harapan industri pariwisata untuk membantu pemerintah dalam mengatasi pandemi dan juga membentuk kepercayaan publik terhadap fasilitas hotel dan restoran dan fasilitas lainnya.
Menurutnya, di awal pandemi pemerintah sudah berupaya menunjang sektor hotel dan restoran dengan program sertifikasi CHSE yang menerpakan standar protokol Kesehatan, kebersihan dan keamanan, namun dinilai belum dimaksimalkan.
“Jadi harapan kami sebagai wadah aspirasi yang diakui, pemerintah dapat melibatkan PHRI dalam hal menyusun kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek hotel, restoran dan kafé," pungkasnya.