Bisnis.com, BALIKPAPAN – Bisnis perhotelan di Balikpapan melakukan penurunan tarif kamar hingga 50 persen untuk berupaya mendongkrak okupansi di tengah pandemi.
Public Relations & Executive Secretary Golden Tulip Balikpapan Hotel & Suites Renny Margaretha menyatakan hal tersebut ditawarkan dalam bentuk promo kamar.
“Jelas ada penurunan harga itu, karena kemarin kan kita PPKM (mikro diperketat dan level 4) selama dua bulan itu benar-benar mengurangi okupansi hotel ya,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jum’at (3/9/2021).
Dia menambahkan, promo kamar selama PPKM memang berupa penurunan tarif seperti kamar tipe junior yang sebelumnya dibanderol harga Rp1,6 juta, kini menjadi Rp700.000 tanpa fasilitas sarapan.
Renny mengungkapkan bahwa tarif yang diturunkan saat ini sudah sangat pantas, karena rata-rata promo yang diberlakukan untuk tiap kamar mendapat potongan 50 persen.
Kamar apartemen dibanderol dengan tarif Rp 800.000 dan Rp950.000 termasuk sarapan dari harga semula Rp1,8 juta. Adapun, untuk tarif kamar tipe standar berkisar Rp450.000.
“Kalau sampai [harga] turun-turun banget juga mungkin kasihan karyawannya, jadi itu harga terbaik sih sudah,” ungkapnya.
Adapun, dia menuturkan bahwa tarif tersebut berlaku sejak penerapan PPKM level 4 awal bulan Juli lalu. Menurutnya, PPKM sangat berdampak kepada kelangsungan bisnis hotel yang dibatasi pada restoran, kafe dan fasilitas lainnya berupa pengetatan jadwal sesuai aturan.
“Kalau strategi, ya kami mencoba untuk memberikan harga terbaik saja di tengah PPKM,” terangnya.
Adapun, dia menjelaskan pihaknya memiliki jenis kamar yang bertipe family sehingga membedakan dengan hotel-hotel lain
“Tipe kamarnya Golden Tulip ini kan kayak family gitu. Jadi satu kamar tuh ada dua kamar tidur gitu, Nah itu yang membuat kami tuh jadi ramai ya beda dengan hotel-hotel yang lain, seperti itu,” jelasnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Balikpapan Sahmal Ruhip menyatakan penurunan tarif yang dilakukan pihak perhotelan di Balikpapan tidak akan mengganggu pasar masing-masing.
“Karena apa? Memang tamu tidak ada. Nah sekarang turun saja hotel tuh Rp150.000, [untuk] hotel bintang tiga. Kalau memang enggak ada perjalanan orang, ya mau ngisi siapa, orang Balikpapan sendiri penduduknya berapa? Enggak bisa,” pungkasnya.