Bisnis.com, SAMARINDA – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kaltim mencatat nilai ekspor UKM industri kreatif mencapai Rp7,64 miliar sepanjang 2020.
Kepala Disperindagkop UKM Kaltim M Yadi Robyan Noor menyatakan ekspor tersebut berasal dari tujuh pelaku UKM di Benua Etam.
“Untuk tahun 2021 kita belum mendapatkan nilai pastinya, yang jelas ini akan terus kita dorong,” ujarnya, Kamis (7/10/2021).
Dia menambahkan, Kaltim berhasil mengekspor produk kreatif olahan seperti aksesoris manik-anik, batu, kerajinan rotan, mandau (senjata daerah khas) dan lidi.
Roby sapaan akrabnya, menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan dalam pengembangan UKM Kaltim di bidang ekonomi kreatif adalah Penandatangan Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kaltim dengan Kementerian Perdagangan dan Grup Accor Hotel dalam pembelian produk UMKM untuk keperluan hotel.
“Serta penyiapan desain kerajinan khas Kaltim yang bekerja sama melalui outlet UKM Yogyakarta yang ada di Luar Negeri terkait pemasaran,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kalimantan Timur (Bappeda) Kaltim Aswin menyatakan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh pelaku ekraf Kaltim diantaranya yaitu, belum tersedianya data statistik ekraf yang akurat, dan kerangka regulasi yang memadai serta daya saing di tingkat nasional dan global.
Kendati demkian, Aswin menyatakan dua wilayah kabupaten/kota di Kaltim telah diakui secara nasional dalam pengembangan ekraf, yaitu Kota Balikpapan yang menjadi 10 besar dalam Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia dengan subsektor unggulan aplikasi dan pengembangan gim.
Selanjutnya, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi salah satu dari 4 kabupaten kreatif di Indonesia yang telah membentuk Komite Ekonomi Kreatif Kutai Kartanegara.
“Di Kukar akan di bangun gedung creative hub sebagai wadah para pekerja kreatif untuk menyalurkan karya,” pungkasnya.