Bisnis.com, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) masih menunggu kedatangan investor baru terkait proyek kereta api Kaltim.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim Abu Helmi menyatakan Pemprov Kaltim akan tetap melanjutkan pembangunan kereata api tersebut.
“Masalahnya realisasi tergantung dari negara yang memang ingin berinvestasi dan kita sedang menunggu dan mendorong, tapi investasi kereta api bukan hanya kemauan daerah, tergantung dari regulasi Kemenhub,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus berkomitnmen melanjutkan kerja sama terkait proyek kereta api Kaltim.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket menyebutkan pihaknya akan mendiskusikan lebih lanjut terkait proyek kereta api maupun potensi investasi pada industri lainnya melalui Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).
“Kami mendukung Indonesia untuk meningkatkan perdagangan, lapangan kerja dan pendapatan per kapita dengan mendorong usaha jasa, produksi, dan industri,” ujarnya, Selasa (26/10/2021).
Dia mengungkapkan Uni Eropa telah saling terkoneksi antar wilayahnya dengan kereta cepat, tetapi secara personal Vincent belum dapat memastikan apakah investor Eropa ingin berinvestasi di Kaltim.
Di sisi lain, dia menyebutkan investasi hijau merupakan salah satu keunggulan yang dimikliki oleh Uni Eropa dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
“Untuk itulah perusahaan-perusahaan Eropa masuk ke Indonesia untuk berinvestasi khususnya khususnya Kaltim,” sebutnya.
Adapun, dia menuturkan bahwa pihaknya hadir untuk memastikan bahwa Uni Eropa tidak menolak produk kelapa sawit dari Indonesia.
“Namun kami menginingkan produk hijau yang masuk ke Eropa, lalu dibeli dan dikonsumsi merupakan produk yang tidak merusak lingkungan, sehingga saya akan menjembatani Uni Eropa dengan perusahaan sawit di Indonesia agar tidak miskomunikasi,” pungkasnya.