Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pelaku jasa logistik di Kalimantan Timur menyiasati kebutuhan solar subsidi dengan cara tertentu untuk tetap bisa mengirimkan barang sesuai dengan permintaan.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI/ILFA) Kalimantan Timur Mohammad Gobel menyatakan para driver menggunakan kombinasi Dexlite dan solar subsidi untuk menghemat waktu dalam antrean.
“Jadi kita combine. Kalau sudah dapat separuh [solar subsidi], kita isi separuh [Dexlite], supaya bisa cepat berangkat,” ujarnya, Selasa (5/4/2022).
Namun, dia mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan terus menerus karena disparitas harga Dexlite dengan harga solar subsidi sudah berbeda cukup jauh.
“Sudah tiga kali lipat hampir bedanya gitu, jadi ini sudah cukup memukul [pengusaha]. Sebenarnya sih dari kami kalau memang mau diseragamin, cabut saja subsidinya,” katanya.
Sementara itu, Area Manager Communication & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria menyatakan pihaknya berkomitmen menyalurkan energi ke masyarakat termasuk solar subsidi sesuai kuota yang ditetapkan dengan mengacu kepada SK BPH Migas.
“Kuota ini ditetapkan dari level provinsi hingga ke lembaga penyalur atau SPBU,” katanya.
Satria membantah adanya kelangkaan, mengingat Pertamina setiap harinya menyalurkan Solar Subsidi sesuai kuota “Bahkan untuk wilayah Balikpapan sudah kelebihan 23 persen dari kuota berjalan,” terangnya.
Adapun, dia menuturkan bahwa meningkatkanya kebutuhan BBM adalah bukti meningkatnya aktivitas masyarakat dan industri serta ekonomi yang tumbuh seiring dengan pelonggaran PPKM mobilitas meningkat.
