Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kinerja lapangan usaha industri pengolahan Provinsi Kalimantan Timur diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P Gozali menyatakan aktivitas yang lebih menggeliat dan tingginya level harga komoditas industri menjadi faktor pendorong kinerja industri pengolahan.
“Seiring dilonggarkannya kebijakan pembatasan aktivitas menyebabkan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) masyarakat juga mengalami kenaikan,” ujarnya, Selasa (26/7/2022).
Dia menyebutkan, hal tersebut secara langsung akan meningkatkan aktivitas pengolahan minyak di Balikpapan, di mana persentase subsektor industri pengolahan migas berkontribusi 55,25 persen terhadap agregat industri pengolahan Kaltim.
Selain itu, dia menyatakan subsektor industri pengolahan crude palm oil (CPO) juga diprakirakan akan mampu tumbuh tinggi seiring harga dan permintaan yang solid dari negara tujuan.
Sebagaimana diketahui, harga komoditas CPO Internasional terus bergerak menuju level tertingginya dalam beberapa tahun terakhir, dimana posisi pada April 2022 tercatat mencapai US$1,683/mt atau tumbuh sebesar 65,56 persen (yoy).
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat kinerja industri pengolahan Kaltim pada kuartal I/2022 tercatat tumbuh 1,57 persen secara tahunan (yoy).
Kendati demikian, angka itu masih lebih kecil dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu sebesar 2,90 persen (yoy).
“Perlambatan tersebut utamanya bersumber dari penurunan industri pengolahan migas seiring dengan adanya industri pengolahan methanol di Kaltim yang mengalami maintenance pada kuartal I/2022,” pungkasnya.