Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pemerintah berupaya mengurangi digital divide di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono menyatakan ingin mempersempit jarak antara sumber daya manusia (SDM) yang memahami teknologi dengan mereka yang gagap teknologi melalui pendirian Pusat Komunitas Digital Sepaku.
“Kota ini (IKN) akan menjadi kota cerdas ke depan yang membantu kehidupan sehari-hari warga dan bagaimana kita beraktivitas,” ujarnya yang dikutip, Jumat (19/8/2022).
Dia menambahkan, untuk mencapai hal tersebut penting untuk menghadirkan layanan digital yang mudah di akses dan terjangkau untuk semua orang.
Menurutnya, celah dalam digital divide akan terus dikurangi sehingga masyarakat desa di sekitar IKN juga merasakan manfaat dari tujuan digitalisasi yang akan dicapai pemerintah.
Bambang mengungkapkan bahwa Pemerintah akan terus membangun layanan digital secara bertahap, terbuka pada berbagai teknologi hingga mengadopsi teknologi terbaru.
“Ada kemudahan untuk hidup, bekerja dan belajar yang akan berkembang dalam ekosistem di IKN Nusantara. Kita ingin memanjakan semua yang hidup di IKN Nusantara dengan teknologi baru dan user friendly,” ungkapnya.
Pemerintah mendirikan Pusat Komunitas Digital Sepaku dengan menggandeng TelkomGroup yang berlokasi di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku yang diproyeksi menjadi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
“IKN mengangkat konsep tiga D yakni desain, dekabornasi dan digitalisasi. Dengan digitalisasi, IKN ke depannya akan menjadi kota cerdas dengan intelligent transport system, building smart system, smart energy, dan berbagai kemudahan digitalisasi untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari,” terang Bambang.
Sementara itu, Camat Sepaku Adi Kustaman menyatakan konsep kota pintar dalam IKN harus diawali dengan desa pintar di sekitarnya. “Butuh proses semuanya, hari ini sejalan dengan yang direncanakan oleh Negara dalam rangka pemindahan IKN baru. Hampir 90 persen masyarakat pengguna android saya pikir tidak sulit penyesuaiannya,” katanya.
Desa yang memiliki penduduk mencapai 3.000 ini mayoritas berprofesi sebagai petani dan pekebun, tetapi secara perlahan mulai beralih menjadi wirausaha dengan memanfaatkan layanan digital yang ada.
Selain itu, pemerintah desa Bukit Raya telah memiliki platform bernama simple desa, sebagai sarana pelayanan administrasi digital yang dapat diakses oleh seluruh warga.
“Saya optimis bahwa Bukit Raya jadi pilot project itu tepat, targetnya desa lain akan segera dipertimbangkan [menjadi komunitas digital]. Produk UMKM desa lain nanti bisa kesini untuk pemasarannya,” katanya.
Adapun, dia berharap Kecamatan Sepaku sebagai KIPP menjadi prioritas utama dalam rangka menjawab semua kekhawatiran masyarakat. “Akankah dapat bersaing dengan penduduk pendatang dan akankah dapat kesempatan di pelaksanaan penyelenggaraan ibu kota Negara, sekarang sudah terjawab oleh pemerintah,” pungkasnya.