Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi pengembangan ekonomi dan keuangan digital paling besar di Pulau Kalimantan.
Berdasarkan rilis laporan East Venture 2022 terkait indeks kompetitif digital daerah, Kaltim masuk urutan ke tujuh secara nasional dan menjadi satu satunya provinsi di luar Jawa-Bali yang masuk dalam 10 besar.
Kaltim juga mencatatkan diri sebagai provinsi dengan pertumbuhan positif kedua terbesar di bawah Sumatra Barat dibandingkan periode sebelumnya, yaitu dari skor 39,5 menjadi 44.
Indeks tersebut disusun berdasarkan komposisi aspek input (SDM, penggunaan dan pengeluaran TIK), aspek output (perekonomian, kewirausahaan & produktivitas, dan ketenagakerjaan), dan aspek penunjang (infrastruktur, keuangan, regulasi, dan kapasitas pemerintah daerah).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P Gozali menyebutkan dukungan infrastruktur penunjang transaksi nontunai di Benua Etam mempercepat digitalisasi daerah.
“Infrastruktur SP dalam mendukung pengembangan digitalisasi daerah merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong perluasan digitalisasi yang inklusif. Kaltim tercatat menjadi provinsi terdepan dalam penyediaan infrastruktur pembayaran nontunai dengan uang elektronik terbanyak di wilayah Kalimantan,” katanya.
Sebagai informasi, penyediaan infrastruktur alat pembayaran uang elektronik di wilayah Kalimantan Timur mencapai 14.235 unit pada Maret 2022.
DIGITALISASI
Kanal pembayaran QRIS juga diharapkan mendukung digitalisasi yang inklusif melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kaltim. Dengan menjadi katalisator pertumbuhan digitalisasi transaksi UMKM, pengembangan ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dapat tercipta dan bermula dari sektor riil.
Pada April 2022, tercatat jumlah merchant QRIS di Kaltim mencapai 256.635 merchant dengan jumlah sebaran terbanyak pada sektor usaha mikro sebanyak 59,15 persen, kecil 26,70 persen dan menengah 10,11 persen.
Pencapaian di atas menjadikan Kaltim mendapatkan penghargaan sebagai Provinsi dengan jumlah merchant QRIS terbanyak pada tahun 2021 yang mencapai 237.437 merchant untuk wilayah Kalimantan.
”Infrastruktur pembayaran digital melalui kanal QRIS merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung digitalisasi daerah,” terang Ricky.
Di sisi lain, digitalisasi Kalimantan Timur juga terus berkembang melalui adopsi QRIS dari sisi pengguna. Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan adopsi pengguna QRIS terbanyak di Wilayah Kalimantan dengan jumlah pengguna mencapai 215.298 user pada Maret 2022.
Dukungan infrastruktur dan sumber daya lain seperti pengadopsian kanal QRIS menjadi modal yang sangat baik bagi Kalimantan Timur untuk mengembangkan ekonomi keuangan digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Untuk itu, strategi pengembangan dan perluasan digitalisasi Kalimantan Timur akan terus ditingkatkan melalui sinergi dan koordinasi TP2DD agar adopsi digitalisasi terus berkembang dan tumbuh pada jalur yang tepat guna mendukung pertumbuhan perekonomian digital Nasional.
Dari sisi implementasi, penggunaan QRIS di Pasar Tradisional dan Pusat Perbelanjaan didorong melalui program S.I.A.P. QRIS sebagai langkah strategis dalam mendorong perluasan digitalisasi daerah yang inklusif.
Program S.I.A.P. QRIS menjadi target rencana implementasi yang dilakukan sepanjang tahun 2022, di mana di Kalimantan Timur menetapkan target tujuh pasar dan satu pusat perbelanjaan.
Adapun kriteria bagi Pasar dan Pusat Perbelanjaan mengimplementasikan program S.I.A.P. QRIS adalah jumlah pedagang pada lokasi pasar minimal 25% sudah terfasilitasi QRIS, dan minimal 80% untuk pusat perbelanjaan.
Secara nasional target pasar tradisional S.I.A.P. QRIS sebanyak 252 pasar dan 48 pusat perbelanjaan dengan target pasar tradisional SIAP QRIS terbanyak berada pada wilayah Jawa, Sumatera dan Sulawesi dengan total mencapai 54% dari keseluruhan target
Sedangkan, untuk target nasional pusat perbelanjaan SIAP QRIS mayoritas berada di wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan total mencapai 76 persen
Pasar S.I.A.P. QRIS Kaltim yang menjadi target 2022 terdiri dari Pasar Sanggam Adji Dilayas di Kabupaten Berau, Pasar Mangkurawang di Kutai Kartanegara, Pasar Induk Sangatta Utara di Kutai Timur, dan dan Pasar Olah Bebaya Melak di Kutai Barat.
Kemudian, Pasar Lok Bahu, & Pasar Palaran di Kota Samarinda dan Pasar Rawa Indah di Bontang.
“Dari seluruh target pasar tradisional tersebut, potensi penyediaan merchant QRIS mencapai 3.768 merchant. Sementara itu, pusat perbelanjaan SIAP QRIS yang menjadi target 2022 yaitu BigMall di Kota Samarinda yang memiliki potensi penyediaan merchant QRIS sebanyak 168 merchant,” pungkasnya.