Bisnis.com, BALIKPAPAN –– PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN), anak usaha PT Pupuk Kaltim memfokuskan pasar dalam negeri untuk lima tahun mendatang.
Direktur Utama PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) Dormatua Siahaan menyatakan kebutuhan ammonium nitrat semakin tinggi, khususnya untuk industri pertambangan dan infrastruktur.
“Impor Indonesia sekitar 80.000 ton tahun 2022, malah 10 tahun ke depan [permintaan diprakirakan] sampai 200.000 ton di pasar dalam negeri,” ujarnya dalam media briefing secara virtual, Selasa (25/10/2022).
Dia menambahkan, PT KAN memiliki dua segmen utama yaitu melayani jasa industri peledakan dan industri pupuk.
Menurutnya, PT KAN akan melakukan sinergi dengan PT Pupuk Kaltim terkait pengembangan produk NPK nitrat. “Itu menjadi tambahan market,” katanya.
Dormatua mengungkapkan bahwa permintaan ammonium nitrat dalam negeri Indonesia terus tumbuh seiring perkembangan industri semen dan tambang karena bahan peledak.
Baca Juga
Selain itu, lokasi pabrik ammonium nitrat di Kota Bontang, Kaltim memungkinkan penyerapan pasar tambang batu bara dari Kalsel akan lebih mudah.
“Kita akan sangat kompetitif secara geografi karena lebih dekat. Untuk segmen Kalimantan demand sangat besar, Kaltim ada KPC dan di selatan Adaro,” terang Dormatua.
Sementara itu, dia menyebutkan untuk menyasar pasar luar negeri perlu dilakukan kajian lebih lanjut. “Kalau demand besar sangat mudah ekspor. Demand paling besar Negara yang punya tambang paling besar, seperti Australia dan China,” sebutnya.
Adapun, dia menuturkan bahwa meski PT KAN baru berdiri, dirinya optimis dalam satu hingga dua tahun mendatang dapat meningkatkan produksi ammonium nitrat hingga 100.000 ton.
Sebagai informasi, PT KAN merupakan joint venture company antara Pupuk Kaltim dan PT Dahana melalui anak perusahaannya PT Dahana Investama Corp.
PT KAN memiliki kapasitas pabrik asam nitrat sebesar 60.000 metrik ton per tahun dan pabrik amonium nitrat sebesar 75.000 metrik ton per tahun dengan nilai investasi total mencapai Rp1,17 triliun.