Bisnis.com, BALIKPAPAN — Sistem keuangan daerah Kaltim tercatat mengalami kestabilan yang lebih baik pada kuartal II/2022 di tengah peningkatan kinerja penyaluran kredit perbankan dengan tingkat NPL sebesar 2,82 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Ricky P Gozali menyatakan penyaluran kredit tumbuh 22,14 persen secara tahunan (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 15,15 persen (yoy).
“Penyaluran kredit di Kaltim pada triwulan II 2022 mengalami peningkatan yang sejalan dengan membaiknya perekonomian Kaltim,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jum’at (28/10/2022).
Dia menambahkan, kondisi tersebut mengindikasikan bahwa stabilitas sistem keuangan di Kaltim masih relatif terjaga seiring membaiknya perekonomian Kaltim dan berlanjutnya pemulihan ekonomi pasca puncak pandemi Covid-19.
Menurutnya, kinerja penyaluran kredit Kaltim terus membaik akibat peningkatan penyaluran kredit korporasi pada beberapa sektor utama, seperti sektor pertambangan, industri pengolahan, pertanian dan pertumbuhan kinerja kredit rumah tangga.
Secara spasial, Ricky menyebutkan perbaikan kinerja kredit Kaltim terjadi pada hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah Kaltim. “Kecuali di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Bontang yang masih mengalami kontraksi meskipun telah membaik dibanding kuartal sebelumnya,” sebutnya.
Baca Juga
Dia mengungkapkan penyaluran pembiayaan masih terkonsentrasi di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda sebagai pusat kegiatan ekonomi daerah dengan porsi total sebesar 48,66 persen.
Jika dirinci, porsi pembiayaan Kota Balikpapan tercatat sebesar 30,02 persen dan Kota Samarinda tercatat sebesar 18,64 persen terhadap total penyaluran pembiayaan di Kaltim. Sedangkan, Kabupaten Penajam Paser Utara menempati posisi terendah dalam porsi pembiayaan Kaltim yaitu sebesar 0,92 persen.
Dari sisi pembiayaan syariah, penyaluran kredit juga mengalami peningkatan dengan risiko kredit yang kembali melanjutkan tren positif. Kemudian, penyaluran kredit UMKM juga masih tumbuh positif meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dan diiringi dengan risiko kredit yang masih terjaga.
Adapun, peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM Kaltim bersumber dari penyaluran kredit UMKM di sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor jasa lainnya.