Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surya Biru (SBMA) Datangkan ASP dari Tiongkok ke Balikpapan

Komisaris Utama SBMA Effendi menyatakan ASP tersebut tiba Rabu (7/12) malam, dengan bobot 70 ton dan panjang 24 meter yang dibawa melalui pelabuhan lama Somber.
(kiri) Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto, (tengah) Komisaris Utama SBMA Effendi, (kanan) Komisaris Independen SBMA M Slamet Brotosiswoyo./Bisnis-Muhammad Mutawallie Syarawie 
(kiri) Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto, (tengah) Komisaris Utama SBMA Effendi, (kanan) Komisaris Independen SBMA M Slamet Brotosiswoyo./Bisnis-Muhammad Mutawallie Syarawie 

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) berhasil mendatangkan unit Air Separation Plant (ASP) dari Tiongkok ke Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Komisaris Utama SBMA Effendi menyatakan ASP tersebut tiba Rabu (7/12/2022) malam, dengan bobot 70 ton dan panjang 24 meter yang dibawa melalui pelabuhan lama Somber, Balikpapan sebagai bagian dari Proyek ADP (ASP Development Project).

“Mulai order Maret 2022 dari Tiongkok, baru tadi malam tiba. Pemasangan terakhir jam 14.00 WITA sudah selesai,” ujarnya kepada awak media di kantor SBMA, Kota Balikpapan, Kamis (8/12/2022).

Sebagaimana diketahui, ADP merupakan proyek pengembangan Pabrik dengan unit Air Separation Plant (ASP). Perseroan menargetkan terjadi peningkatan produksi oxygen dan nitrogen dengan total investasi sebesar Rp39 miliar, dimana Rp18 miliar berasal dari dana IPO.

Senada, Komisaris Independen SBMA M Slamet Brotosiswoyo menyatakan ASP telah di fabrikasi di Cina dan dirakit di Balikpapan dengan kapasitas 1.500 meter kubik per jam atau 40 ton per hari.

Kemudian, fabrikasi memakan waktu selama enam bulan dengan masa pengiriman selama 1,5 bulan dan ditargetkan paling lambat likuid oksigen dan nitrogen yang dihasilkan dapat dijual pada Maret 2023, atau akhir Februari 2023.

“Kita mau kebut, commissioning Januari 2023. Semoga bermanfaat bagi Kalimantan pada umumnya, terutama untuk IKN,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto menyatakan hal tersebut merupakan bukti SBMA telah menunaikan janji kepada investor yang telah tertuang dalam prospektus perusahaan.

“Untuk tahun ini ada peningkatan profit di kuartal III/2022 dan optimis target 2022 terlampaui. Dengan penambahan kapasitas produksi, kita tetap mengikuti pasar yang dinamis,” katanya.

Dia menjelaskan, penggunaan likuid oksigen dan nitrogen saat ini banyak sekali digunakan dalam dunia industri, khususnya industri kimia, pertambangan, migas, CPO (Crude Palm Oil) dan fabrikasi.

“Smelter dan CPO akan banyak menggunakan nitrogen dan oksigen, selaras dengan [konstruksi] di IKN. Margin pasti naik,” pungkasnya.

Sebagai informasi, ASP akan dioperasikan secara bertahap hingga 5 tahun ke depan untuk menjaga efisiensi dan efektivitas mesin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper