Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara membeberkan capaian terkait kemiskinan ekstrem dan prevalensi stunting sepanjang tahun lalu.
Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menyatakan angka prevalensi stunting mengalami penurunan yang signifikan, yaitu menurun dari 27,5 persen pada tahun 2021 menjadi 22,1 persen pada tahun 2022.
“Selain itu, angka kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan sebesar 0,23 persen, yaitu dari 0,86 persen pada tahun 2021 menjadi 0,63 persen pada tahun 2022,” ujarnya yang dikutip, Selasa (7/3/2023).
Menurutnya, angka kemiskinan ekstrem di Provinsi Kaltara lebih rendah dibandingkan dengan angka kemiskinan ekstrem nasional.
Indeks Gini Ratio juga tercatat mengalami penurunan dari 0,28 persen menjadi 0,27 persen yang menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pendapatan masyarakat cenderung lebih baik.
Selain itu, dia menjelaskan angka ini dipengaruhi oleh mayoritas penduduk yang bekerja di sektor padat karya.
"Data ini menunjukkan keseriusan dalam rangka penghapusan kemiskinan dan merupakan hasil kolaborasi multi pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan lembaga-lembaga non-pemerintah," jelasnya.
Adapun, dia menuturkan bahwa penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kaltara membuat provinsi ini optimis dapat mencapai target nasional pada tahun 2024, yaitu 0 persen kemiskinan dan 14 persen prevalensi stunting.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar permasalahan-permasalahan yang ada dapat segera diatasi," pungkasnya.