Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Hentikan Sementara Pengiriman Sapi dari Pulau Jawa, Kenapa?

Kaltim mengumumkan kebijakan ini dalam dialog penanganan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak yang digelar secara virtual pada Jumat (31/3).
Ilustrasi peternak merawat sapi./Bisnis
Ilustrasi peternak merawat sapi./Bisnis

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menghentikan sementara pengiriman sapi dari Pulau Jawa menyusul ditemukannya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak. 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim Fahmi Himawan, mengumumkan kebijakan ini dalam dialog penanganan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak yang digelar secara virtual pada Jumat (31/3).

"LSD lebih berbahaya daripada penyakit mulut dan kuku (PMK), karena selain menyebabkan kematian pada ternak, daging yang terinfeksi LSD juga tidak layak konsumsi," ujarnya di Samarinda, Jum'at (30/3/2023).

Dia menyebutkan penyakit ini menyerang sapi, kerbau, dan beberapa jenis hewan ruminansia liar, dimana LSD sudah menyebar di Sumatera dan Jawa, termasuk Jawa Timur.

Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk sementara waktu tidak mengizinkan sapi dari Jawa masuk ke Kaltim.

Dalam upaya mengontrol kualitas produk daging, DPKH Kaltim telah menerbitkan surat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) untuk produk hasil ternak ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

Untuk memenuhi kebutuhan sapi di Kaltim, Fahmi mengatakan bahwa Benua Etam mendatangkan sapi bibit dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sapi potong dari Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Sulawesi.

“Pengiriman sapi dari Jawa memang belum dilakukan lagi sejak munculnya kasus PMK,” katanya.

Fahmi mengungkapkan bahwa jalur pengiriman sapi dari daerah tersebut masih dianggap zona hijau dan sangat ketat. Sebagaimana diketahui, keberadaan PMK telah membuat pemerintah lebih berhati-hati dalam memastikan sumber sapi yang masuk ke Kaltim.

Fahmi menjelaskan, kondisi peternakan di Kaltim mengalami dinamika yang berkembang seiring dengan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari konsumsi daging merah dan putih.

"Kita sangat butuh daging, baik itu daging merah dari sapi, kerbau, kambing dan sebagainya maupun daging putih dari unggas beserta telur," terang Fahmi.

Dia menuturkan bahwa tujuan utama pemerintah provinsi adalah memastikan kebutuhan asupan protein yang ASUH terpenuhi bagi masyarakat Kaltim.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper