Bisnis.com, BALIKPAPAN — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pemahaman karakteristik dan peraturan berbagai produk dan layanan di sektor jasa keuangan di Kalimantan Timur masih kurang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur, Slamet Brotosiswoyo menyatakan literasi dan inklusi keuangan merupakan hal penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Perbedaan angka literasi dan inklusi keuangan yang cukup besar menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, termasuk wilayah Kaltim belum memiliki pemahaman atas literasi dan inklusi keuangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (13/10/2023).
Menurut data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, tingkat literasi dan inklusi keuangan di wilayah Kalimantan Timur berada pada angka 57,14% dan 93,25%.
Selain itu, Slamet mengungkapkan Apindo siap untuk mendorong pelaku bisnis maupun UMKM khususnya di Balikpapan, untuk mengembangkan usaha bisnisnya lewat jalur pasar modal di Indonesia, dengan dukungan dari berbagai pelaku jasa keuangan.
“Diharapkan pelaku bisnis dan UMKM di Kalimantan Timur dapat memahami manfaat atau benefit yang bisa didapatkan di pasar modal, untuk dapat menunjang kinerja usaha yang lebih sehat baik dari segi perkembangan bisnis, keuangan maupun administrasi,” katanya.
Baca Juga
Salah satu manfaat yang bisa didapatkan dari pasar modal adalah sumber pendanaan alternatif selain dari perbankan.
Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kaltim, Aldila Bandaro, mengatakan bahwa pelaku bisnis UMKM khususnya di Benua Etam, harus bisa melihat peluang sumber pendanaan melalui pasar modal. Tidak hanya IPO saham, tetapi bisa juga melalui obligasi.
“Beberapa perusahaan lokal Balikpapan sudah go public, seperti PT Surya Biru Murni Tbk, PT Transkon Jaya Tbk, dan lain sebagainya. Dan kita tentu berharap jumlah emiten di bursa saham dari Kalimantan Timur semakin bertambah,” terang Aldila.
Selain pasar modal, perbankan juga menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kepala Cabang NOBU Bank Balikpapan Anthin Christian mengatakan bahwa NOBU Bank memiliki komitmen dalam membantu UMKM tumbuh melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Kami telah menyalurkan Rp1,7 miliar dana KUR kepada pelaku UMKM di Balikpapan agar bisa mempercepat pertumbuhan. Selain itu kami juga membantu dari aspek bisnis, networks, ide dan terobosan baru,” katanya.
Anthin menambahkan bahwa program-program yang dilakukan oleh NOBU Bank merupakan bagian dari misi literasi dan inklusi dari bank tersebut. Selain pasar modal dan perbankan, asuransi juga menjadi salah satu sektor jasa keuangan yang perlu dipahami oleh masyarakat, khususnya pelaku bisnis dan UMKM.
COO Hanwha Life Indonesia, Alexander Febriano Widjanarko mengatakan bahwa asuransi dapat memberikan rasa aman dalam menjalankan bisnis.
“Asuransi dapat memberikan perlindungan kepada pelaku bisnis dan UMKM dari berbagai risiko yang mungkin terjadi, seperti kecelakaan, kematian, penyakit, bencana, dan lain-lain. Dengan memiliki asuransi, pelaku bisnis dan UMKM dapat fokus dalam mengembangkan usahanya tanpa khawatir akan hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Sebagai informasi, acara sosialisasi literasi dan inklusi keuangan ini dihadiri oleh sekitar 125 peserta yang terdiri dari pelaku bisnis, UMKM, mahasiswa, dan masyarakat umum.