Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur pada kuartal ketiga tahun 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,29% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan pertumbuhan ini didorong oleh kinerja positif di seluruh lapangan usaha dan komponen pengeluaran.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah industri pengolahan, konstruksi, dan pertambangan dan penggalian.
“Tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi yaitu Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 16,72%, diikuti Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 16,26%, dan Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 9,38%,” ujarnya yang dikutip dari keterangan resmi, Senin (6/11/2023).
Dia menambahkan, terdapat tiga sumber pertumbuhan ekonomi terbesar yaitu Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 1,49%, lalu diikuti Lapangan Usaha Konstruksi serta Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian dengan andil positif keduanya sebesar 1,29%.
Kemudian, terdapat tiga lapangan usaha yang mengalami penurunan kinerja ekonomi.
Baca Juga
Tiga lapangan usaha tersebut a.l Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar -0,14%, lalu Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -3,11%, dan Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar -5,33%.
Yusniar menjelaskan, Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur secara kumulatif kuartal I/2023 hingga kuartal III/2023 terhadap kumulatif Kuartal I/2022 sampai dengan kuartal III/2022 mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,34%.
“Angka pertumbuhan tersebut menunjukkan akselerasi dan kinerja ekonomi yang lebih baik di wilayah Kalimantan Timur selama kumulatif kuartal III/2023, dimana sebelumnya pada periode yang sama di tahun 2022 ekonomi Kalimantan Timur tumbuh sebesar 3,81%,” jelasnya.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, komponen yang tumbuh paling tinggi adalah pengeluaran pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan konsumsi rumah tangga.
Adapun, dia menuturkan pertumbuhan tertinggi terjadi pada PK-Pemerintah yaitu sebesar 26,98% dimana, peningkatan kinerja yang cukup baik juga ditunjukkan oleh PMTB yang tumbuh sebesar 12,48%.
“Sementara itu, Ekspor Barang dan Jasa, PK-RT, dan PK-LNPRT, tumbuh positif masing-masing sebesar 5,94%, 4,91% dan 3,76%. Impor Barang dan Jasa, yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB menurut Pengeluaran tumbuh sebesar 9,23%,” pungkasnya.
