Bisnis.com, SAMARINDA –– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur (Kaltim) mengidentifikasi komponen likuiditas yang memadai dengan tingkat risiko yang tetap terjaga di pengujung 2023.
Kepala Kantor OJK Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Made Yoga Sudharma mengatakan aset perbankan di Kaltim terus meningkat tercatat sebesar Rp179,03 triliun atau meningkat sebesar 12,92% (yoy) dari posisi Oktober 2022.
“Total dana pihak ketiga (DPK) perbankan terus meningkat menjadi sebesar Rp165,87 triliun atau meningkat 12,64% (yoy),” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/12/2023).
Dia memaparkan, penyaluran kredit bank yang berlokasi di Kaltim tercatat sebesar Rp87,15 triliun atau tumbuh 14,93% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit bank yang berlokasi proyek di Kaltim tercatat sebesar Rp174,63 triliun atau tumbuh 13,13% (yoy) dibandingkan posisi Oktober 2022.
Menurutnya, kegiatan sektor usaha secara serempak bertumbuh dibandingkan dengan periode Oktober 2022. Berdasarkan lokasi bank, sektor usaha pemilikan peralatan rumah tangga (pinjaman multiguna) memiliki kontribusi sebesar 20,32% dengan pertumbuhan 7,86% (yoy).
Berdasarkan lokasi proyek, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan merupakan sektor usaha yang memiliki kontribusi terbesar yaitu 20,41% dengan penurunan sebesar 0,89% (yoy).
Baca Juga
Di samping sektor perbankan, sektor pasar modal juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Jumlah investor saham yang tercermin dalam nilai Single Investor Identification (SID) periode Oktober 2023 tercatat sebanyak 85.676 SID atau meningkat sebesar 21,4% (yoy) dibandingkan Oktober 2022.
Jumlah investor reksadana pada Oktober 2023 tercatat sebanyak 195.907 SID, naik sebesar 24,13% (yoy) dibanding Oktober 2022.
Sektor industri keuangan non-bank (IKNB) juga mencatatkan kinerja positif dengan total penyaluran pembiayaan di Kaltim mencapai Rp24,5 triliun, atau meningkat sebesar 31,29% (yoy).
Adapun, dia menuturkan bahwa penyaluran pembiayaan terbesar ditujukan pada sektor ekonomi pertambangan dan penggalian sebesar 39,83% dari total penyaluran pembiayaan dengan nilai sebesar Rp9,78 triliun.