Bisnis.com, BANJARMASIN - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan (OJK Kalsel) mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank di wilayah setempat mencapai Rp3,65 triliun kepada 63.088 debitur pada triwulan III-2023.
"Kami berharap ke depannya realisasi KUR perbankan bisa lebih baik terutama menjangkau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah unggulan yang ada di Banua,” kata Kepala OJK Provinsi Kalsel Darmansyah melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Sabtu (13/1/2024).
OJK Provinsi Kalsel mencatat BRI menempati posisi pertama penyaluran KUR senilai Rp2,17 triliun kepada 48.459 debitur, diikuti Bank Kalsel sebesar Rp647 miliar kepada 5.204 debitur.
Peringkat ketiga ditempati Bank Mandiri sebesar Rp374 miliar kepada 4.123 debitur, disusul BNI mencapai Rp293 miliar kepada 1.745 debitur, dan BSI menduduki peringkat kelima dengan pencapaian sebesar Rp96 miliar kepada 1.245 debitur.
Untuk Bank Kalsel, Darmansyah menambahkan, berkomitmen mampu memenuhi Modal Inti Minimum (MIM) pada 2024 sebesar Rp3 triliun, sehingga diharapkan terus mengembangkan bisnis pada bidang perkreditan, dengan memprioritaskan UMKM lokal.
“Ini penting agar keberadaan Bank Kalsel semakin dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, khususnya di bidang jasa keuangan,” ujar Darmansyah.
Baca Juga
Secara umum hingga November 2023, kata Darmasnyah lagi, sektor perbankan tumbuh dengan intermediasi, likuiditas dan risiko kredit terjaga dalam "threshold" yang memadai.
Aset perbankan Kalsel tumbuh 11,81 persen year on year/yoy (25,48 persen year to date/ytd). Kredit perbankan tumbuh meningkat menjadi 11,06 persen yoy (6,70 persen ytd), utamanya ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 22,21 persen yoy.
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2023 tercatat tumbuh 9,08 persen yoy (18,58 persen ytd) menjadi Rp82,59 triliun dan 18,58 persen ytd, utamanya didorong peningkatan deposito sebesar 22,50 persen yoy dan tabungan sebesar 7,68 persen yoy.
Sedangkan rasio LDR 76,56 persen dan NPL nett maupun gross masing-masing 0,94 persen dan 2,42 persen.
“Hal ini menunjukkan perbankan masih memiliki ruang penyaluran kredit dengan tetap menjaga kualitas kredit,” katanya pula.
Darmansyah menjelaskan proporsi penyaluran kredit UMKM terhadap keseluruhan kredit di Kalsel sebesar Rp22,9 triliun atau 36,33 persen, dengan risiko kredit yang terjaga, hal itu tercermin dari rasio NPL gross kredit UMKM sebesar 3,24 persen hingga November 2023.
Berdasarkan sektor penyaluran kredit UMKM di Provinsi Kalsel, nilai tertinggi pada perdagangan besar, disusul pertanian, lalu jasa kemasyarakatan.
“Kita harapkan untuk tahun 2024 ini sektor perbankan bisa tumbuh lebih baik lagi,” katanya lagi.