Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Kalimantan Barat (Kalbar) telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla sejak 17 April. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusun strategi untuk memadamkannya.
Status siaga darurat karhutla di Kalbar akan berakhir pada 31 Oktober. Dalam satu minggu terakhir, pemerintah setempat mencatat jumlah titik panas yang berhasil diidentifikasi mencapai 855 titik panas. Luas lahan terdampak mencapai 1.149,02 Hektar.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan bahwa telah melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalbar.
Dalam koordinasi tersebut, ada beberapa strategi dan langkah yang diambil. Pertama, penguatan satgas darat yang terdiri dari personel gabungan BNPB, BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, relawan, Masyarakat Peduli Api, serta lintas kementerian dan lembaga.
Dalam satgas udara, BNPB telah mengerahkan 2 unit pesawat Cessna Caravan untuk melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) yang terhitung mulai 4 Juli hingga 2 Agustus
Lalu, telah melaksanakan selama 68 Jam 2 menit 31 sortie dibarengi dengan menyebar bahan semai sebanyak 35.400 kg di atas langit Kalimantan Barat dan akan terus dilakukan berdasarkan prakiraan cuaca dan rekomendasi BMKG.
Baca Juga
Satgas udara tersebut juga diperkuat dengan patroli udara menggunakan 2 unit helikopter patroli dengan tipe Bell 206 L3 dan AS 350 B3 untuk memantau dan menemukan titik api di Bumi Khatulistiwa.
Helikopter pengebom air atau water bombing disiagakan untuk membantu satgas darat dalam menjangkau titik api dan titik panas.
Water bombing dengan menggunakan 2 unit helikopter untuk melakukan pemadaman titik api yang tidak bisa dijangkau oleh satgas darat.
Kemudian, satgas penegakan hukum telah melakukan penyegelan pada empat perusahaan di bidang kehutanan yang beroperasi di wilayah Kalimantan Barat.
"Kami pastikan situasi penanganan karhutla di Indonesia terkendali," ujar Suharyanto melalui sambungan video bersama dengan Presiden Prabowo Subianto dikutip melalui keterangan pers, Minggu (3/8/2025).
Berdasarkan data yang diterima BNPB kemarin, dilaporkan bahwa semua titik panas yang membakar Kalbar menjadi nol titik panas.
Suharyanto menjelaskan bahwa masih ada dua provinsi di Kalimantan yang masih dalam pemantauan dan belum menetapkan status kedaruratan. Mereka adalah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan karena pemerintah daerah masih bisa menangani.
“Apabila ada peningkatan eskalasi, kami akan lakukan strategi penanggulangan, yaitu perpaduan yang seimbang dan serasi antara operasi darat, operasi modifikasi cuaca, dan operasi udara melalui heli patroli dan heli water bombing," jelasnya.