Bisnis.com, BALIKPAPAN - Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur (Kaltim) melandai sebesar 0,55% pada Juli 2025, mencapai angka 142,89.
Kondisi ini kembali menandai lemahnya daya beli petani Kaltim layaknya bulan lalu di tengah dinamika ekonomi pertanian yang terus bergejolak.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan penurunan tersebut dipicu oleh turunnya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,05%, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) justru naik 0,50%.
"Meskipun terjadi penurunan bulanan, secara tahunan NTP masih menunjukkan tren positif dengan kenaikan 3,65 persen dibanding Juli tahun lalu," kata Yusniar dalam keterangan resmi, Jumat (1/8/2025).
Di tengah kondisi yang lesu, sektor hortikultura tampil sebagai pelipur lara dengan mencatatkan kenaikan NTP tertinggi sebesar 3,02%.
Lonjakan ini didorong oleh melambungnya harga sayur-sayuran hingga 7,20%.
Baca Juga
Sebaliknya, 3 sektor lain justru mengalami tekanan. Sektor tanaman perkebunan rakyat dan peternakan sama-sama merosot 1,46%, sementara sektor perikanan turun tipis 0,02%.
Hanya sektor tanaman pangan yang berhasil bertahan dengan kenaikan 0,80%.
Lebih lanjut, petani menghadapi beban ganda yang cukup berat. Di satu sisi, harga jual produk mereka mengalami penurunan, di sisi lain biaya hidup dan produksi terus merangkak naik.
Yusniar menyebutkan Indeks Konsumsi Rumah Tangga naik 0,56%, sementara Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) bertambah 0,39% yang turut menambah tekanan finansial tidak ringan bagi para petani.
Dalam skala regional, Kalimantan Timur termasuk dalam 2 provinsi di Pulau Kalimantan yang mengalami penurunan NTP. Kalimantan Utara juga mencatat penurunan 0,23%.
Sementara 3 provinsi lainnya yakni Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan justru mengalami kenaikan NTP.
Secara nasional, Yusniar mengungkapkan NTP mengalami kenaikan 0,76%, sehingga penurunan di Kalimantan Timur menjadi anomali yang perlu mendapat perhatian khusus.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga mengalami penurunan 0,44% menjadi 149,20.
Adapun, dia menuturkan angka ini masih berada di atas 100 dan mengindikasikan bahwa secara umum petani masih memiliki daya beli yang cukup baik.
Sebagai tambahan informasi, data survei dilakukan di 6 kabupaten, yaitu Paser, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Penajam Paser Utara.