Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Petani Kaltim Melemah 0,40%, Sektor Hortikultura Jeblok

Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan 0,40% pada Mei 2025, dari 145,58 di bulan April.
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan 0,40% pada Mei 2025, dari 145,58 di bulan April / Istimewa
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan 0,40% pada Mei 2025, dari 145,58 di bulan April / Istimewa

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kabar kurang sedap menghampiri sektor pertanian Kalimantan Timur (Kaltim). Daya beli petani di Kaltim mengalami penurunan dibanding bulan lalu.

Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi penghasil batubara ini mengalami penurunan 0,40% pada Mei 2025, dari 145,58 pada bulan April menjadi 144,99.

Meski angka ini masih berada di atas 100 yang menunjukkan petani masih dalam kondisi surplus, namun tren penurunan ini patut jadi sorotan. 

"Kondisi ini disebabkan oleh turunnya harga hasil produksi pertanian yang lebih dalam dibandingkan penurunan harga barang yang dibeli petani," kata Yusniar Juliana, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur.

Sektor hortikultura merasakan dampak paling telak dengan merosot drastis hingga 5,48%. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) anjlok dari 124,38 menjadi 117,56. 

Subsektor sayur-sayuran menjadi kambing hitam anjloknya NTP Kaltim dengan penurunan harga sebesar 10,12%. 

Sementara itu, buah-buahan juga ikut terdampak meski tidak sedalam sayuran, dengan penurunan 0,27%. Sebaliknya, tanaman obat justru mengalami kenaikan 1,76%.

Yusniar menyebutkan perkebunan rakyat yang selama ini menjadi andalan juga ikut merosot 0,44%, meski masih mempertahankan posisi tertinggi dengan NTP 202,26.

Kendati demikian, tidak semua sektor mengalami nasib buruk. Tiga subsektor justru tampil menjanjikan pada periode ini. 

Sektor tanaman pangan naik 0,89%, peternakan tumbuh 0,99%, dan perikanan malah melonjak paling tinggi dengan kenaikan 1,79%. "Sektor perikanan, terutama budidaya ikan naik hingga 2,12%," katanya. 

Dalam sektor peternakan, ternak besar mencatatkan kenaikan fantastis 5,35%, diikuti ternak kecil yang naik 3,67%. Namun, subsektor unggas malah turun 1,37%. 

Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, kondisi NTP Kaltim sebenarnya masih relatif stabil. 

Dari NTP 38 provinsi di Indonesia, 24 provinsi mengalami kenaikan dan 14 provinsi turun. Secara nasional, NTP justru naik tipis 0,07%.

Di kawasan Kalimantan sendiri, kata Yusniar, 4 dari 5 provinsi mengalami penurunan NTP. 

Kalimantan Barat terpuruk dengan penurunan 1,28%, diikuti Kalsel (0,44%), Kaltim (0,40%), dan Kaltara (0,01%). Hanya Kalteng yang berhasil tumbuh tipis 0,10%.

Meski menurun, NTP Kaltim sebesar 144,99 masih jauh di atas angka 100 yang berarti petani masih memiliki daya beli relatif baik. 

Yusniar menjelaskan angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp100 yang dikeluarkan petani, mereka bisa memperoleh hasil senilai Rp144,99.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga turun 1% menjadi 151,10. Namun, angka ini diklaim masih menunjukkan kondisi yang sehat bagi usaha pertanian di Kaltim.

Adapun, dia menuturkan dalam 1 tahun terakhir, NTP Kaltim sempat mencapai puncaknya pada Maret 2025 dengan angka 148,93 sebelum kemudian turun 2 bulan berturut-turut. 

"Dibandingkan Mei 2024, NTP tahun ini masih lebih tinggi 6,53%," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper