Bisnis.com, BALIKPAPAN — Inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni sebesar 3,03% (yoy), atau turun dari 3,46% (yoy) pada kuartal I/2024.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim, Budi Widihartanto menyatakan angka ini juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 3,05% (yoy).
“Penurunan inflasi ini terutama didorong oleh masa panen sejumlah komoditas hortikultura di Kaltim dan daerah pemasok, yang meningkatkan ketersediaan pasokan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (26/6/2024).
Namun, Budi menyebutkan peningkatan permintaan pada bulan Ramadan dan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras pada Maret 2024 menahan penurunan inflasi lebih lanjut.
Menariknya, di wilayah regional Kalimantan, hanya Kaltim yang mencatat penurunan inflasi pada kuartal I/2024.
Sementara itu, inflasi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara justru mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 2,58% (yoy), 2,51% (yoy), 2,72% (yoy), dan 2,62% (yoy).
Baca Juga
“Moderasi tarif angkutan udara setelah lonjakan aktivitas MICE pada akhir tahun lalu berkontribusi signifikan dalam menjaga inflasi Kaltim lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya di Kalimantan," terang Budi.
Secara khusus, kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap inflasi adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan laju inflasi 7,31% (yoy) dan andil 2,09% (yoy). Sedangkan, kelompok transportasi juga mencatat laju inflasi 2,03% (yoy) dengan andil 0,27% (yoy).
Selain itu, Budi mengungkapkan bahwa inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau, sementara yang terendah di Kota Samarinda.
“Pada kuartal I 2024, inflasi Samarinda dan Balikpapan masing-masing tercatat sebesar 2,84% (yoy) dan 2,95% (yoy), turun dari 3,37% (yoy) dan 3,60% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Sedangkan, inflasi di Berau dan Penajam Paser Utara masing-masing sebesar 4,05% (yoy) dan 3,18% (yoy),” ungkapnya.
Budi menjelaskan kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi di seluruh Kabupaten/Kota di Kaltim, diikuti oleh kelompok transportasi, terutama di Samarinda dan Balikpapan.