Bisnis.com, BALIKPAPAN – Sektor pertambangan dan penggalian di Kalimantan Timur (Kaltim) harus menelan pil pahit akibat turunnya permintaan dan penurunan produksi batu bara pada kuartal II/2024. Sektor ini hanya tumbuh sebesar 6,44% (yoy) dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 10,47% (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto, menyatakan produksi batu bara mengalami kontraksi sebesar 4,31% (yoy) atau merosot jika dibandingkan dengan pertumbuhan positif 15,68% (yoy) pada kuartal sebelumnya. "Penurunan ini sejalan dengan turunnya permintaan dari negara mitra dagang utama," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (7/10/2024).
Lebih lanjut, Budi meyebutkan volume ekspor batu bara menurun dari 12,05% (yoy) menjadi 9,59% (yoy).
Baca Juga
Menurutnya, faktor cuaca juga memainkan peran penting dalam torehan ini. Curah hujan rata-rata bulanan pada kuartal II 2024 mencapai 219,1 mm, lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2024 sebesar 211,6 mm. Seiring dengan perlambatan di sektor pertambangan, penyaluran kredit di sektor ini juga menunjukkan tren menurun.
Kredit pertambangan Kaltim hanya berhasil tumbuh sebesar 5,39% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 24,11% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Kendati demikian, tingkat kredit bermasalah (NPL) tetap rendah di angka 0,48% yang sedikit menurun dari 0,51% pada kuartal sebelumnya.
Budi menuturkan sektor pertambangan memberikan andil pertumbuhan sebesar 2,97% (yoy) terhadap ekonomi Kaltim dengan pangsa sebesar 38,69% terhadap PDRB pada kuartal II/2024.