Bisnis.com, BALIKPAPAN – PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) telah mencapai mechanical completion (MC) atau penyelesaian proyek offshore & onshore unloading line.
Capaian ini merupakan bagian dari pengembangan kapasitas penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran minyak mentah di Terminal Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara. Bahkan, ini menandai akhir dari fase konstruksi fisik krusial dalam Proyek EPC Lawe-Lawe Facilities.
Sebagaimana diketahui, mechanical completion adalah tahapan di mana semua peralatan dan konstruksi telah diperiksa dan diuji untuk memastikan kompatibilitas dengan spesifikasi dan persyaratan proyek, menyiapkan segalanya untuk fase commissioning.
Direktur Pengembangan PT KPB, Djoko Koen Soewito menyatakan proyek ini mencakup pembangunan fasilitas baru seperti single point mooring (SPM) dan jalur pipa berdiameter 52 inci.
SPM yang berkapasitas hingga 320.000 dwt dipasang 13,9 km dari Pantai Tanjung Jumlai dan dirancang untuk menjaga kapal tanker tetap aman selama proses pengiriman minyak mentah. “Ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi dari tim-tim terkait dalam pekerjaan ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (2/12/2024).
Sementara itu, VP Construction Lawe-Lawe Roberman Siburian mengungkapkan bahwa workshop project lesson learned turut diselenggarakan dengan mengundang partisipasi dari tim proyek untuk menganalisis dan mengevaluasi pengalaman yang telah diperoleh.
Baca Juga
Dia menuturkan sejak Agustus 2024 fasilitas pipa berdiameter 20 inci dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan telah melakukan penyaluran perdana yang menjadi simbol kesiapan infrastruktur untuk menangani peningkatan kapasitas kilang.
Sebagai informasi, PT KPB, dalam kapasitasnya sebagai pengelola Proyek Strategis Nasional, bergerak cepat untuk menyelesaikan Proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe.
Proyek ini diklaim tidak hanya meningkatkan kapasitas pengolahan dan efisiensi operasi kilang, tetapi juga menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan guna memperkuat kedaulatan energi Indonesia.