Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Groundbreaking Pabrik Soda Ash Pupuk Kaltim pada Kuartal I/2025

Keberadaan pabrik ini akan menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Ketua Tim Persiapan Proyek Soda Ash PT Pupuk Kaltim Rifki Adi Nugroho./Ist
Ketua Tim Persiapan Proyek Soda Ash PT Pupuk Kaltim Rifki Adi Nugroho./Ist

Bisnis.com, BALIKPAPAN – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menargetkan groundbreaking pabrik soda ash terjadi pada kuartal I/2025.

Ketua Tim Persiapan Proyek Soda Ash PT Pupuk Kaltim Rifki Adi Nugroho menyatakan keberadaan pabrik ini akan menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

"Kami telah menunjuk kontraktor pelaksana, dan insya Allah, pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2025, akan melaksanakan penandatanganan kontrak dengan konsorsium pemenang yaitu PT TCC Indonesia Branch dan PT Enviromate Technology International (ETI)," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Senin (20/1/2025).

Dia menambahkan, durasi proyek diestimasikan berlangsung selama 33 bulan, sehingga diharapkan produksi komersial akan dimulai pada akhir tahun 2027.

Pabrik yang digadang-gadang akan menjadi solusi bagi kebutuhan bahan baku industri kaca dan lainnya ini, akan dibangun di kawasan industri Industrial Estate, Bontang. 

Rifki mengungkapkan fasilitas ini akan menghasilkan dua produk utama, yakni soda ash dan ammonium chloride dengan masing-masing berkapasitas 300.000 ton per tahun yang menempati lahan seluas 16 hektare di kompleks pabrik existing Pupuk Kaltim. 

Selain itu, dia membeberkan pembangunan pabrik ini telah mengantongi izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sejak tahun 2022.

Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor soda ash mencapai 916.000 metrik ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 1,2 juta ton per tahun pada tahun 2030.

Dengan demikian, kehadiran pabrik ini menjadi krusial untuk menekan angka impor yang terus membengkak. "Harapannya, dengan adanya pabrik ini, kita dapat men-support industri kaca dan program pemerintah dalam penyediaan rumah, selain itu juga keramik, tekstil, kertas, dan sebagainya," terang Rifki. 

Di sisi lain, pabrik ini menerapkan prinsip ekonomi sirkular yang diwujudkan dalam pemanfaatan amonia dan CO₂ dari pabrik existing Pupuk Kaltim, sehingga mencerminkan industri yang efisien dan ramah lingkungan. 

Selain soda ash, Rifki mengungkapkan pabrik ini juga akan menghasilkan pupuk ammonium chloride sebagai produk sampingan. 

"Selain itu, pabrik soda ash ini juga akan menghasilkan produk sampingan berupa ammonium chloride sebagai sumber pupuk nitrogen, mendukung program ketahanan pangan nasional," ungkapnya. 

Dia melanjutkan, produk sampingan ini tidak hanya akan mencukupi kebutuhan nitrogen domestik, tetapi juga berpotensi untuk diekspor jika pasokan dalam negeri telah terpenuhi. "Pembangunan pabrik soda ash ini sejalan dengan program pemerintah di bidang hilirisasi," katanya. 

Dengan kapasitas produksi 300.000 ton per tahun, pabrik ini diproyeksikan mampu mensubstitusi impor hingga 30% dari kebutuhan soda ash nasional, dimana target pasar utama adalah wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera. 

Selain mengurangi ketergantungan impor, pabrik ini juga diharapkan dapat memicu efek domino bagi perekonomian nasional. 

Rifki menjelaskan potensi pendapatan negara dari substitusi impor soda ash, penggunaan material konstruksi dalam negeri, dan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi target yang realistis. "Untuk masyarakat akan ada keterbukaan lapangan kerja sebanyak 800 orang saat masa puncak konstruksi dan sebanyak 86 orang saat operasional," jelasnya

Kemudian, ketika pabrik beroperasi penuh, serapan garam industri lokal diprediksi akan meningkat sebesar 17.000 ton per tahun.

Dia menuturkan proyek ini menggunakan amonia sebagai salah satu bahan baku utama yang diproduksi sendiri oleh perusahaan, sekaligus menjadi bagian dari diversifikasi bisnis Pupuk Kaltim. 

"Diharapkan ini bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan ekonomi nasional serta lokal," pungkasnya. 

Sebagai informasi, pabrik ini akan memanfaatkan CO₂ sebesar 174.000 ton per tahun dari fasilitas existing guna mendukung program pemerintah dalam dekarbonisasi dan pengurangan emisi karbon, serta menerapkan prinsip keberlanjutan dalam operasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper