Bisnis.com, BALIKPAPAN – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Balikpapan memperketat pengawasan kondisi kesehatan hewan kurban menjelang perayaan Iduladha tahun ini.
Kekhawatiran ini datang dari potensi penyebaran penyakit pada ternak, khususnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Peternakan DKP3 Balikpapan Muhammad Bisri memperkirakan kebutuhan hewan kurban tahun ini masih mengacu pada data tahun sebelumnya, yaitu sekitar 3.000 ekor sapi dan 1.300 ekor kambing.
Dia menambahkan angka ini menjadi dasar perencanaan dalam memastikan ketersediaan hewan kurban yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
"PMK masih ada, tapi peternak kita sudah bisa mengendalikan. Mereka aktif melaporkan jika ada gejala yang mengarah ke PMK dan kita langsung tindak lanjuti," ujarnya di Balikpapan, Senin (19/5/2025).
Dia menambahkan, vaksinasi telah dilakukan terhadap lebih dari 1.200 ekor ternak lokal periode Januari dan Februari 2025.
Baca Juga
Tindakan ini bertujuan membangun kekebalan hewan minimal satu bulan setelah penyuntikan, sehingga kondisi hewan kurban tetap prima saat hari raya tiba.
Sementara itu, untuk hewan ternak dari luar daerah, persyaratan administrasinya telah diperketat.
"Kalau dari luar Balikpapan, pengawasannya ada di Balai Karantina. Tapi kami juga tetap memantau di lapangan, asalkan dokumennya lengkap dan kontrol ketat, seharusnya aman," katanya.
Bisri menyebutkan dokumen pengiriman ternak wajib mencantumkan bukti vaksinasi PMK dan juga vaksinasi LSD sebagai syarat mutlak untuk ternak yang masuk ke Balikpapan.
Kendati PMK relatif terkendali, Bisri menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap hewan dari Pulau Jawa karena masih ditemukan kasus LSD di wilayah tersebut.
"LSD ini beda dengan PMK. Di (pulau) Jawa saat ini masih ada laporan, jadi itu yang perlu jadi perhatian khusus," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, LSD merupakan penyakit kulit yang menyerang sapi dan menyebabkan benjolan-benjolan pada tubuh hewan, mirip dengan lato-lato.
Kondisi ini berbeda dengan PMK yang lebih mempengaruhi area mulut dan kuku ternak.
Adapun dia menuturkan pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan hingga mendekati hari kurban, termasuk memastikan lalu lintas ternak tetap aman dan bebas penyakit.
"Yang jelas, kami tidak akan mengendurkan pengawasan. Seiring berjalannya waktu menuju Iduladha, intensitas pemeriksaan akan semakin ditingkatkan," pungkas Bisri.