Bisnis.com, SAMARINDA—SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi berharap adanya koordinasi lintas sektor agar pengairan Bendungan Marangkayu dapat berjalan dengan baik.
Kepala Operasi SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi, Roy Widhiarta, mengatakan koordinasi itu dilakukan untuk meminimalisasi permasalahan terhadap sumur dan fasilitas migas saat pengairan berlangsung. “Intinya kami tidak ingin menghambat Bendungan Marangkayu. Tapi harus dibuat mitigasi terhadap dampak genangan air yang mempengaruhi fasilitas industri migas. Kalau ada dampak dari genangan air bendungan dengan migas, itu pasti tapi harus bisa diminimalisasi," ujarnya, Kamis (10/12/2015).
SKK Migas mengungkapkan terdapat 9 sumur migas berdampak langsung dan 14 sumur migas tidak langsung dengan wilayah genangan air bendungan Marangkayu. Saat ini, sudah ada dibentuk tim bersama dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat dengan pemerintah daerah bersama SKK Migas untuk menangani masalah sumur gas di bendungan.
Sebelumnya, konstruksi Bendungan Marangkayu tak dilanjutkan meski telah mencapai 90% karena ditemukan sumur gas di wilayah genangan air bendungan. Luas genangan 455 hektare ini menelan dana Rp 362,61 miliar, yang terdiri dari Rp 63,04 miliar dana APBN dan Rp 299,57 miliar dana APBD Kaltim.