Bisnis.com, BALIKPAPAN — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyatakan kurangnya ketersediaan air masih menjadi kendala dalam upaya peningkatan rata-rata produksi padi yang sampai saat ini masih mencapai 5 ton per hektare.
Pada periode musim tanam Oktober 2015 sampai Maret tahun ini, Pemprov Kaltim menargetkan penanaman padi seluas 70.561 hektare. Namun sampai dengan Desember kemarin baru terealisasi 23.317 hektare.
“Januari ini penanaman masih berlangsung, tanggal 23 dan 27 akan ada penanaman lagi. Sekarang ini hujan masih belum rata turunnya, apalagi di daerah penghasil seperti Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Kartenagara, Berau, dan Paser,” tutur Kepala Dinas Pertanian Pangan Kaltim Ibrahim, Kamis (21/1/2016).
Sampai dengan saat ini, daerah penghasil padi di Kaltim pada umumnya masih mengandalkan pengairan dari sumber air tadah hujan.
Akibatnya, keandalan ketersediaan air akan terganggu apabila curah hujan tidak optimal, apalagi saat memasuki masa kemarau.
Baru Kabupaten Penajam Paser Utara selaku daerah penghasil produksi terbesar se-Kaltim yang telah merencanakan pembangunan pintu air di sistem irigasi pada kawasan tanaman pangan untuk memperkuat produksi.
Lebih lanjut, Ibrahim mengaku saat ini kekurangan beras untuk memenuhi kebutuhan provinsi masih mencapai sekitar 75.000 ton. Untuk menutupi kekurangan, beras tambahan didatangkan dari Sulawesi, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan.
“Kami masih tetap melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi untuk meningkatkan produksi dan menaikkan indeks penanaman kita. Kalau tersedia air, peningkatan produksi lebih mudah tercapai. Nah, kendalanya sekarang ini masih berada pada keandalan ketersediaan air,”