Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Puasa, Harga Bahan Pangan di Balikpapan Merangkak Naik

Kondisi itu diketahui berdasarkan inspeksi oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha ke pasar tradisional di wilayah Klandasan, Balikpapan, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah.
Pasar tradisional/Antara
Pasar tradisional/Antara
Bisnis.com, BALIKPAPAN - Harga bahan pangan di Kota Balikpapan mulai merangkak naik menjelang pelaksanaan ibadah puasa.
 
Kondisi itu diketahui berdasarkan inspeksi oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha ke pasar tradisional di wilayah Klandasan, Balikpapan, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah.
 
Kegiatan ini untuk memastikan tak ada lonjakan harga bahan pangan yang signifikan menjelan bulan puasa.
 
Inspeksi dilakukan oleh Wakil Ketua KPPU Kurnia Syah'ranie, Ketua KPPU Balikpapan , Kepala Kantor Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani, dan Asisten Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesra Setdakot Balikpapan Sri Soetantinah.
 
"Kami harap tidak ada lonjakan harga yang kelewat tinggi menjelang bulan puasa dan selama bulan puasa hingga lebaran. Jadi harga bahan pangan ini harus dijaga betul, harus diawasi jangan sampai melonjak," tutur Sya'ranie, belum lama ini.
 
Dari inspeksi, didapati harga bawang merah mengalami kenaikan, semula hanya Rp40.000 per kilo, hari ini mencapai Rp55.000 per kilo. Dia mengatakan, harga bawang merah yang cukup tinggi ini juga terjadi di daerah-daerah lain.
 
Sebelumnya KPPU juga melakukan inspeksi bawang merah di daerah produsen bawang merah, yakni di Nganjuk. Hingga saat ini, KPPU masih menelusuri penyebab lonjakan harga bawang merah.
 
"Kami khawatirkan harganya tinggi karena rantai distribusinya terlalu tinggi. Harga bawang merah ini mungkin saja akan naik lagi, tapi kami akan monitor supaya lonjakannya tidak signifikan."
 
Kepala Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani mengatakan, TPID Balikpapan akan ikut memonitor harga bahan pangan di Balikpapan selama bulan puasa agar harga jual tak naik secara tak wajar.
 
"Kalau ada kenaikan harga sebesar 5% karena distribusi atau karena alasan lainnya itu masih wajar. Kalau kenaikan harganya sampai berlipat-lipat ganda dari harga normal, itu yang tidak wajar."
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper