Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Jakarta, Kalbar akan Ikut Operasikan Toko Tani Indonesia Center

Menteri Pertanian dijadwalkan akan meresmikan Toko Tani Indonesia Center dalam Gelar Pangan Nusantara, di Kalimantan Barat, pada awal Agustus 2016 ini. TTI ini yang kedua setelah TTI DKI Jakarta.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, PONTIANAK – Menteri Pertanian dijadwalkan akan meresmikan Toko Tani Indonesia Center dalam Gelar Pangan Nusantara, di Kalimantan Barat, pada awal Agustus 2016 ini. TTI ini yang kedua setelah TTI DKI Jakarta.
 
Kepala Bidang Keanekaragaman Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Solihin mengatakan, peresmian TTI Center di Kalbar merupakan upaya untuk memutus rantai pasokan bahan makanan pokok yang masih panjang seperti beras, minyak goreng, sayur-sayuran, minyak goreng dan gula.
 
“Nanti akan diluncurkan pada GPN 4-7 Agustus 2016 inioleh Menteri Pertanian. Dengan adanya TTI, sekitar 3 titik terpangkas, diprioritaskan dulu komoditas beras. TTI ambil langsung dari gabungan kelompok tani kemudian langsung dibeli konsumen,” kata Solihin kepada Bisnis, Selasa (12/7/2016).
 
Menurutnya, TTI adalah alternatif dari kehadiran pasar induk yang tersebar di Kalbar untuk memberdayakan petani tidak sekadar memproduksi beras tetapi bisa menjual langsung hasil pertanian ke konsumen.
 
Dari TTI juga, harga beras bisa lebih murah sampah ke tangan konsumen sekaligus bisa menekan angka inflasi yang rutin menjadi penyumbang tertinggi bagi Kota Pontianak. “Beras beli di TTI harganya Rp7.900. Di pasar tradisional harga beras ada yang mencapai Rp10.000.” 
 
Ada tujuh TTI yang akan dioperasikan di Kalbar, yakni di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Landak, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Bengkayang. Masing-masing kabupaten memiliki 2 outlet. 
 
Solihin mengatakan, penunjukkan Kalbar menyelenggarakan GPN 2016 ini, sebagai tuan rumah untuk meningkatkan produksi padi nasional dan jenis pangan alternatif guna menghadapi pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahun.
 
“Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras masih tinggi jadi GPN 2016 di Kalbar juga sekaligus mengkampanyekan pangan lokal selain beras. Dari lahan kering, ada potensi hingga 117 juta Hektare bisa ditanami pangan lokal.” 
 
Menurutnya, konsumsi beras harus dikurangi dengan pangan lokal karena salah satu meningkatkan produksi padi juga memerlukan investasi dana yang besar. Begitu pula dengan di Kalbar.
 
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kalbar Anggito mengatakan, Kalbar memiliki potensi pangan lokal yang bisa dikembangkan seperti umbi-umbian, sagu dan jagung. Namun, lanjutnya, baru sebatas pada di tanam pada pekarangan rumah.
 
“Kami sudah usul kepada Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat provinsi dan kabupaten untuk mengajak masyarakat membuka lahan tanaman pangan di pekarangan rumah.”
 
Hal itu, menurutnya, sekaligus untuk mengurangi ketergantungan konsumsi akan beras pada masyarakat Kalbar. Adapun konsumsi beras mengalami penuruan menjadi 124 kilogram per kapita per tahun dari 139 per kapita per tahun pada 2015.
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper