Bisnis.com, PONTIANAK – Penduduk miskin di Kalimantan Barat mengalami penurunan sebesar 24.160 orang atau sebesar 5,96% dari 405.510 orang pada September 2015 menjadi 381.350 orang pada Maret 2016.
Kepala Badan Pusat Statistik Kalbar Pitono mengatakan, kendati penduduk miskin di Kalbar mengalami penurunan tetapi masih urutan pertama terendah dalam regional Kalimantan.
“Penduduk miskin Kalimantan Tengah sebanyak 143.490 orang, Kalimantan Selatan sebanyak 195.700 orang, Kalimantan Timur sebanyak 212.920 orang dan Kalimantan Utara sebanyak 41.120 orang,” kata Pitono kepada Bisnis, Senin (18/7/2016).
Secara pendapatan, penduduk miskin Kalbar rerata menerima Rp347.880 per kapita per bulan, Kalteng sebesar Rp373.484 per kapita/bulan, Kalsel sebesar Rp377.480 per kapita/bulan, Kaltim sebesar Rp511.20 per kapita/bulan dan Kaltara sebesar Rp513.614 per kapita/bulan.
Pitono mengatakan, bila diamati penurunan garis kemiskinan berdampak pada peningkatan penghasilan dari Rp340.413 per kapita/bulan menjadi Rp347.880 per kapita/bulan.
Jika dibandingkan dengan pendapatan di daerah perkotaan naik dari Rp347.516 menjadi Rp353.143 per kapita/bulan. Sementara, di pedesaan pendapatan dari Rp337.288 menjadi Rp345.480 per kapita/bulan.
Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan juga mengalami penurunan dari 9,51% menjadi 9,11% dan kota dari 8,44% menjadi 7,87%.
Dia mengutarakan, peranan komoditas makanan menjadi penyumbang garis kemiskinan lebih besar dibandingkan dengan peranan komoditas bukan makanan seperti, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan, perlengkapan mandi, bensin dan listrik.
“Komoditas makanan yang berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan antara lain beras, rokok kretek, telur ayam ras, mie instan dan gula pasir.”
Pitono menyebutkan, sumbangan garis kemiskinan dari bukan makanan untuk daerah perkotaan sebesar 24,88% dan untuk daerah pedesaan sebesar 19,70%.
“Pada Maret 2016, sumbangan garis makanan sebesar 75,12% untuk daerah perkotaan dan 80,30% untuk daerah pedesaan."