Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan pada kuartal I/2016.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Kaltim Mawardi BH Ritonga mengatakan, kondisi tersebut tercermin dari rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) selama kuartal I/2016 sebesar 97,51, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 97,86.
"Penurunan NTP didorong oleh turunnya indeks harga yang diterima oleh petani sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/7/2016).
Penurunan NTP ini mengindikasikan bahwa kemampuan petani untuk menukar produk pertaniannya dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi juga mengalami penurunan.
Secara subsektoral, penurunan NTP terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor hortikultura, dan subsektor tanaman pangan.
Menurutnya, NTP subsektor perikanan dan subsektor peternakan mengalami peningkatan pada kuartal I/2016, tetapi belum mampu mendorong NTP Kaltim menjadi lebih baik.
Namun dia Mawardi yakin Pemerintah Daerah terus berupaya meningkatkan produktivitas padi melalui pencetakan lahan sawah baru, bantuan bibit unggul, pupuk dan alat mesin pertanian kepada petani-petani setempat.
"Pemda melalui Dinas Pertanian juga berupaya meningkatkan sarana
infrastruktur pertanian, terutama penambahan saluran irigasi pertanian."
Mawardi menambahkan, indikator kesejahteraan lainnya yaitu Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada kuartal I/2016 masih menunjukkan optimisme konsumen dengan nilai ITK sebesar 102,4.
Kendati demikian, tingkat optimisme tersebut menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 105,9.
Penurunan ITK terutama disebabkan oleh indeks pendapatan pada kuartal I/2016 sebesar 100,36, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 109,06. "Indikator kesejahteraan yang dapat dipantau adalah tingkat kemiskinan."