Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Hotel Kaltim Resah Guest House dan Homestay Menjamur

Pelaku usaha di sektor perhotelan meminta pemerintah provinsi Kalimantan Timur membuat regulasi tegas beroperasinya guest house dan homestay.
Ilustrasi/Paulus Tandi Bone
Ilustrasi/Paulus Tandi Bone
Bisnis.com, SAMARINDA - Pelaku usaha di sektor perhotelan meminta pemerintah provinsi Kalimantan Timur membuat regulasi tegas beroperasinya guest house dan homestay.
 
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Kaltim M. Zulkifli mengatakan, pengusaha hotel merasa resah dengan menjamurnya penginapan-penginapan bergaya hotel berupa guest house, homestay, maupun penginapan lain seperti indekos.
 
Pasalnya, menjamurnya guest house di. Kaltim ini berdampak pada penurunan okupansi hotel berbintang maupun nonbintang.
 
"Indekos, homestay, guest house saat ini yang seperti hotel. Mereka bisa memberi sewa untuk hitungan per hari, operasional yang seperti hotel. Itu izin usaha indekos tapi malah seperti hotel. Jelas itu merugikan pengusaha hotel," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
 
Pihaknya berharap ada ketegasan dari pemerintah baik pemerintah kota, kabupaten dan provinsi untuk membuat regulasi terkait pengoperasian guest house maupun homestay.
 
Rerata guest house maupun homestay bertaraf hotel yang ada di Kaltim ini menawarkan tarif sewa sebesar Rp125.000 hingga Rp250.000 per malam.
 
Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Samarinda Leny Marlina juga berharap agar Pemerintah Kota Samarinda untuk membuat aturan khusus perihal guest house, homestay, maupun indekost.
 
Maraknya guest house, homestay maupun indekos di Kota Tepian ini makin membuat industri perhotelan makin terperosok. "Persaingan tak hanya di lingkungan pebisnis hotel. Guest house dan indekos pun jadi kompetitor karena jadi pilihan tamu untuk menginap."
 
Menurutnya, kehadiran guest house, homestay, dan indekos sering kali luput dari pengawasan pemerintah daerah. Sebab, guest house, homestay, dan indekos ini menjadi pilihan para wisatawan sehingga menyebabkan okupansi hotel menjadi berkurang.
 
"Pemerintah tidak menganggap remeh kehadiran guest house yang menjamur. Apakah mereka ikut membayar pajak? Sebab, tamu menginap di sana tidak sedikit. Ini salah satu penyebab hotel bintang satu semakin sepi."
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper