Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Tak Menentu, Musim Panen Kaltim Berantakan

Provinsi Kalimantan Timur alami defisit pada komoditi beras yang mencapai 112.000 ton.
Gagal panen akibat bencana kekeringan./Antara - Saiful Bahri
Gagal panen akibat bencana kekeringan./Antara - Saiful Bahri
Bisnis.com, SAMARINDA - Provinsi Kalimantan Timur alami defisit pada komoditi beras yang mencapai 112.000 ton.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Kaltim Ibrahim mengatakan, saat ini defisit komoditi pangan berupa beras terjadi di Kaltim mencapai 112.000 ton.
 
"Untuk mencukupi kebutuhan beras di Kaltim ini didatangkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/8/2016).
 
Sepanjang tahun ini, terdapat dua periode tanam yakni periode pertama dari bulan Oktober 2015 hingga Maret 2016 dan periode kedua dari April hingga September 2016.
 
Pada periode pertama, lahan yang ada di Kaltim yang ditargetkan 75.000 hektare baru terpenuhi sebesar 89%.
 
Pihaknya menargetkan pada penanaman musim kedua yakni periode April-September 2016 ditargetkan seluas 45.700 hektare.
 
"Yang musim panen kedua ini hingga Juli sudah terealisasi 52% atau 20.981 hektare, yang masih belum terealisasi sekitar 24.719 hektare."
 
Dia menilai, saat ini beberapa daerah di kaltim masih menghadapi kendala untuk melakukan penanaman yakni terkait masalah cuaca yang tidak menentu.
 
Kendati demikian, saat ini beberapa daerah yang merupakan sentra pertanian Kaltim sudah mulai melakukan penanaman.
 
Seperti Kabupaten Berau, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara dan Paser karena sudah memasuki musim hujan dengan intensitas curah hujan cukup baik.
 
"Kami berharap hingga akhir musim tanam nantinya luas tanam dapat tercapai sesuai yang ditargetkan ditandai dengan jumlah produksi padi tinggi."
 
Untuk mempercepat swasembada pangan di Kaltim dapat tercapai dengan menambah lahan cetak sawah seluas 10.000 hektare di Kaltim.
 
Ibrahim menuturkan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam sekali masa panen mampu menghasilkan 72.000 ton sehingga diyakini dengan dua hingga tiga kali masa panen di wilayah itu dapat memenuhi kebutuhan pangan di Kaltim.
 
"Permasalahan yang saat ini dialami petani PPU yakni kebutuhan air karena saat ini PPU hanya mengandalkan sistem tadah hujan. Jaringan pipanisasi terus kita bangun bersama dengan TNI di PPU maupun Paser. Pompa air pun akan ditambah menjadi 4."
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper