Bisnis.com, BALIKPAPAN - PT Telkom (Persero) Tbk. Regional Kalimantan menargetkan penambahan 2.000 pelanggan baru hingga akhir tahun dari produk Indihome Direct to Home (DTH) dan Indihome Sky.
Telkom Kalimantan telah meluncurkan dua produk Indihome yang dapat merambah daerah yang belum mendapatkan pemasangan jaringan fiber optic.
Kedua produk itu diyakini mampu mempercepat penetrasi layanan telekomunikasi dan informasi kepada penduduk yang tinggal di daerah pelosok.
General Manager Telkom Kalimantan Edwin Aristiawan mengatakan, secara umum seluruh kota dan kabupaten telah mendapatkan pemasangan fiber optic, hanya saja sebarannya belum merata hingga ke daerah-daerah terjauh.
Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah merupakan dua wilayah dengan sebaran fiber optic paling rendah.
"Dalam pemasangan layanan Indihome DTH dan Sky nanti akan kami kaji juga apakah daerah itu memungkinkan untuk dipasangi fiber optic. Kalau memungkinkan secara teknis dan ekonomi akan kami pasang nanti," jelas Edwin, Rabu (7/9/2016).
Namun, bila daerah itu tidak memungkinkan dipasangi fiber optic secara teknis dan ekonomi, maka Indihome DTH dan Sky menjadi jawaban. Indihome DTH menggunakan jaringan satelit untuk penayangan televisi, dan kabel tembaga untuk layanan telepon dan internet.
Sementara Indihome Sky menggunakan satelit untuk penyediaan tayangan televisi, telepon, dan internet. Harga pemasangan untuk Indihome DTH hanya Rp100.000, sementara pemasangan Indihome Sky dipatok sebesar Rp1,75 juta.
Konten siaran televisi akan disediakan oleh Transvision, sementara jaringan satelit disediakan oleh Metrasat. Kecepatan browsing internet Indihome DTH dan Sky mencapai 3 Mbps dan 2 Mbps dengan metode kuota. Bila kuota telah habis maka kecepatan akan menyesuaikan.
Saat ditanya mengenai harga pemasangan Indihome Sky yang cukup tinggi, Edwin mengatakan, penduduk yang tinggal di daerah pelosok secara secara umum memiliki pendapatan dan kondisi keuangannya cukup baik, hanya saja infrastruktur yang dimiliki tidak memadai.
"Sehingga permintaannya memang tinggi. Karena mereka butuh, uangnya ada, tapi infrastruktur tidak ada. Bahkan kadang ada daerah yang belum dapat sinyal telekomunikasi."