Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap seluruh sapi yang ada di wilayah ini dapat diasuransi.
Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudarya mengatakan, sebanyak 5.000 sapi yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Kaltim mendapat asuransi melalui Program Asuransi Ternak dari Kementerian Pertanian.
Dana polis asuransi untuk 5.000 ekor sapi tersebut senilai Rp Rp800 juta dari nilai pertanggungan sebesar Rp160 ribu per ekor per tahun
"Di Kabupaten Paser, Kutai Timur dan Berau masing-masing 1.000 ekor, Kabupaten Kutai Kartanegara 800 ekor dan Balikpapan 300 ekor serta Samarinda 150 ekor dan Penajam Paser Utara 750 ekor," ujarnya, Selasa (22/11/2016).
Menurutnya, asuransi ternak ini sangat penting dilakukan sebagai upaya proteksi pemerintah untuk melindungi usaha peternakan di daerah dari berbagai resiko seperti kematian, kehilangan dan pencurian.
"Jika sapi yang dipelihara ternyata mati atau hilang termasuk dicuri maka peternak akan memperoleh ganti rugi sebesar Rp10 juta per ekor."
Para peternak, lanjut Dadang, dikenakan biaya polis asuransi sekitar 20% atau senilai Rp40.000 dari Rp200.000 per ekor. Pemerintah sendiri akan membayarkan pertanggungan sekitar 80% atau Rp160.000 per ekor per tahun.
“Pemerintah sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi yang menangani polis dan pertanggungan ternak sapi yakni PT Jasindo yang akan mengurusi Program Asuransi Ternak," ucap Dadang.
Pihaknya berharap nantinya seluruh sapi yang saat ini ada di Kaltim dapat diasuransikan seiring program 2 juta ekor sapi pada 2018. Adapun hingga akhir tahun, populasi sapi yang ada di Kaltim ditargetkan mencapai 127.887 ekor dari akhir tahun lalu yang sebanyak 110.097 ekor.
Penambahan 17.790 ekor sapi hingga akhir tahun ini berasal dari rencana penambahan 3.500 impor sapi asal Australia serta 1.550 sapi lokal dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
Ditambah lagi adanya kelahiran sebesar 20% dari jumlah populasi sapi yang ada saat ini.
Dari dua juta ekor sapi di 2018 tersebut, kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi sebanya 50.000 ekor, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak 25.000 ekor serta APBD kabupaten dan kota sebanyak 150.000 ekor.
Selain kontribusi dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sebanyak 250.000 ekor sapi berasal dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk sebanyak 150.000 ekor, perusahaan tambang 250.000 ekor dan kontribusi PKS sebanyak 1,15 juta ekor.
"Ini skenario pembiayaan. Jadi jika ada investor yang berminat untuk program dua juta ekor sapi ini bisa ke Bank Kaltim dan BRI karena mereka telah menyediakan sapinya," tuturnya.
Lebih jauh, dia merasa kurangnya kontribusi pengusaha di Kaltim dalam rangka mendukung tercapainya target ini, terutama pelaku usaha di komoditi kelapa sawit. Padahal kontribusi pengusaha kelapa sawit untuk tercapainya program dua juta ekor sapi di 2018 sangatlah besar.
Karena itu, Dadang berharap para pelaku usaha terutama perusahaan kelapa sawit untuk ambil bagian dalam program dua juta ekor sapi di 2018 ini.
"Kami berharap perusahaan kelapa sawit (PKS) dan investor bisa mengadakan ternak sapi yang nantinya dapat dipelihara petani plasma. Mereka sekarang setengah hati. Kami berharap para PKS ini dapat mengadakan sapi dan terwujud integrasi sawit-sapi."
Untuk mencapai 2 juta ekor sapi pihaknya juga melaksanakan program sapi indukan wajib bunting (SIWAB). "Sapi betina merupakan mesin produksi yang produktif untuk menghasilkan anak melalui perkawinan secara alami maupun inseminasi buatan (IB)," kata Dadang.
5.000 Ekor Sapi Kaltim Masuk Asuransi Ternak Jasindo
Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudarya mengatakan, sebanyak 5.000 sapi yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Kaltim mendapat asuransi melalui Program Asuransi Ternak dari Kementerian Pertanian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan
Topik
Konten Premium