Bisnis.com, BALIKPAPAN — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Balikpapan mewaspadai dampak kelanjutan berlangsungnya La Nina yang dinilai berpotensi mengganggu ketersediaan pasokan di tingkat pemasok akibat curah hujan yang tinggi.
Selain La Nina, TPID juga mewaspadai beberapa faktor lain yang juga dianggap mampu berkontribusi terhadap laju inflasi sepanjang tahun ini.
Di antaranya adalah pola konsumsi musiman, kenaikan tarif listrik, tarif pengurusan STNK dan BPKB, harga minyak dunia dan tarif cukai rokok.
“Pola musiman mendorong tingkat konsumsi masyarakat, biasanya terjadi saat hari besar keagamaan dan libur panjang. Sementara harga minyak dunia berpotensi mempengaruhi harga BBM non subsidi dan avtur,” jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani, Jumat (13/1/2017).
Adapun komoditas yang permintaannya meningkat dengan pola musiman adalah daging ayam ras, tiket pesawat dan bahan makanan lain.
Untuk mengantisipasi resiko inflasi, TPID akan berupaya menyetabilkan harga komoditas lain agar laju inflasi akibat kenaikan harga pada kelompok pengeluaran yang rata-rata bersifat jasa dapat ditekan. Salah satunya adalah dengan melakukan operasi pasar.
Selain itu, bank sentral juga akan memberikan bantuan 5.000 bibit pohon cabai siap tanam yang akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Upaya ini bertujuan untuk mengoptimalkan urban farming. Apalagi cabai merupakan salah satu komoditas yang sering kali mengalami kenaikan harga.
“Sebelumnya, TPID melalui Bulog telah melakukan penjualan cabai rawit dengan harga normal [Rp55.000/Kg] pada 10 Januari.
Selain itu, pemda akan memperkuat kerja sama dengan daerah pemasok bahan makanan dan Bulog akan memperkuat RPK binaannya,” tukas Suharman.