Bisnis.com, BALIKPAPAN-Meskipun harga komoditas unggulan Kalimantan Timur mulai membaik sejak akhir tahun lalu, bank sentral tetap mengimbau agar perbankan tetap selektif dalam menyalurkan kredit.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Bidang Ekonomi dan Moneter Harry Aginta berpendapat kenaikan harga batu bara tidak dapat dipastikan apakah permanen atau hanya sementara.
"Kenaikan harga batu bara sejak akhir 2016 dipengaruhi keputusan Cina untuk membatasi produksinya, ditambah lagi ada musim dingin. Kebijakan suatu negara kan bisa berubah sewaktu-waktu," jelasnya, Senin (30/1/2017).
Sehingga, harga batu bara pun rentan berfluktuasi. Dia pun mengimbau agar perbankan cermat mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga komoditas tersebut.
Namun, dia optimistis perbankan mampu menganalisa potensi dari suatu sektor. Sebab sejak tahun lalu perbankan sudah lebih selektif dalam penyaluran kredit, khususnya pada sektor pertambangan dan turunannya.
Lebih lanjut, Harry memproyeksikan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan sepanjang tahun ini akan membaik dari realisasi pertumbuhan tahun lalu yang hanya mencapai 0,86%.
"Ada beberapa pabrik baru yang akan beroperasi tahun ini, dan ada proyek pembangunan yang cukup besar juga," tukasnya.