Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juni, Laju Inflasi ‘Volatile Food’ Berhasil Ditekan

Laju inflasi komoditas volatile food selama Juni silam dinilai mulai stabil, dan berhasil ditekan lonjakannya selama bulan puasa hingga lebaran.
Petugas Satgas BBM mengisi Pertamax di kaleng untuk dijual kepada pemudik di posko mudik Brimob, jalur Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (20/6)./Antara-Harviyan Perdana Putra
Petugas Satgas BBM mengisi Pertamax di kaleng untuk dijual kepada pemudik di posko mudik Brimob, jalur Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (20/6)./Antara-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, BALIKPAPAN -- Laju inflasi komoditas ‘volatile food’ selama Juni silam dinilai mulai stabil, dan berhasil ditekan lonjakannya selama bulan puasa hingga Lebaran.

Kepala Badan Pusat Statistik Balikpapan Nur Wahid mengatakan laju inflasi ‘volatile food’ menunjukkan pergerakan positif. Sejak lima tahun silam, ‘volatile food’ selalu menyumbang andil inflasi dengan porsi yang cukup besar.

Sebagai akibat dari terbatasnya lahan pertanian dan peternakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Minyak. Seperti diketahui, Kota Balikpapan sangat bergantung pada pasokan bahan makanan dari luar daerah.

"Pada 2013, kelompok bahan makanan mengalami inflasi hingga 5,72%, tahun berikutnya menyumbang andil 2,24%. Masih cukup besar juga," jelas Nur, Selasa (4/7/2017).

Tren tersebut bertahan hingga tahun lalu. Menurutnya, permintaan pada kelompok bahan makanan lazimnya memang meningkat selama momentum Ramadan dan Idulfitri.

"Tahun lalu inflasi Balikpapan momen tersebut mencapai 1, 84%, kelompok bahan makanan inflasi hingga 2,22% dan memberi andil sebesar 0,4738% terhadap inflasi secara keseluruhan. Bahkan, waktu itu mencatat inflasi tertinggi di Kalimantan dan lebih tinggi ketimbang nasional,"kata Nur.

Namun, pada tahun ini, laju inflasi pada momentum Ramadan dan Idulfitri cenderung stabil di angka 1,38%. Kelompok bahan makanan yang biasanya menjadi penyumbang inflasi di tempat pertama atau kedua, kali ini justru berada di peringkat ketiga atau hanya 1,13% dibanding tahun 2017.

Sebaliknya, kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (4,74%) mengikuti kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar (1,22%).

Nur Wahid menyimpulkan upaya pemerintah dalam menjaga pasokan bahan makanan ke seluruh daerah telah berjalan baik. Khususnya, upaya pemkot Balikpapan dan TPID untuk menekan inflasi di kota Minyak.

"Kita bisa lihat beberapa upaya yang dilakukan TPID dan pemkot. Mulai dari melakukan sidak pasar dan menggelar bazar murah, hal itu cukup berhasil menekan laju inflasi," tambah Nur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper