Bisnis.com, PONTIANAK – Kalimantan Barat minta pemerintah pusat segera mempercepat kehadiran pelabuhan bongkar muat internasional supaya provinsi ini turut menikmati pemasukan pendapatan daerah dari sektor kelapa sawit.
Kadis Perkebunan Florentinus Anum mengatakan, pada 2016 ekspor minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berasal dari Kalbar mencapai Rp12 triliun tetapi keluarnya CPO menuju negara tujuan tidak melalui pelabuhan yang berada di Kalbar.
“Karena tidak ada pelabuhan yang representative untuk bongkar muat di sini,” kata Anum, baru-baru ini.
Padahal sebagai daerah penghasil, lanjut dia, mestinya Kalbar memperoleh bagi hasil yang masuk dalam kas daerah karena CPO dijual ke luar negeri.
Di sisi lain, menurutnya, pemerintah pusat mesti memandang kehadiran kelapa sawit bagi Kalbar telah memberikan kontribusi besar karena merupakan salah satu komoditas perkebunan terbesar untuk provinsi ini dan berkontribusi untuk Tanah Air.
“Ada 3 komoditas unggulan perkebunan yakni karet, kelapa sawit dan lada. Dari 6,4 juta area penggunaan lain ada 3,5 juta ha untuk komoditas perkebunan,” ucapnya.
Baca Juga
Pemerintah pusat, kata Anum, harus membuka asa bagi daerah terhadap industri tersebut dengan menerbitkan peraturan perdagangan ekspor impor agar komoditas-komoditas perkebunan dari Kalbar memiliki nilai jual tinggi dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.